Saya telah menuliskan beberapa contoh kultum yang bisa sobat gunakan atau bacakan ketika ada acara pertemuan keluarga, pertemuan kantor, kultum ba'da zhuhur atau ba'da subuh, dan acara lainnya.
Contoh kultum ini, saya ambil dari buku yang baru saja saya beli yaitu buku berjudul "Ensiklopedi Akhlak Salaf", penulisnya adalah Ummu ihsan dan Abu Ihsan al-atsary, penerbit pustaka Imam asy-Syafi'i.
Kultum mengenai akhlak ini harus digencarkan kepada kaum muslimin, karena kita temukan banyak sekali yang memisahkan ibadah kepada Allah dengan akhlak, baik akhlak kepada Allah dan akhlak kepada sesama manusia.
==============================================
Baca artikel ini sebagai pelengkap informasi:
Pengertian akhlak menurut para 'ulama dan contohnya
Akhlak yang baik itu harus terus dilatih
==============================================
Akibat dari pemisahan tersebut, tak jarang kita temukan orang yang rajin shalat, namun ketika bermuamalah dengan orang-lain ia curang seperti hutang tidak dibayar padahal ia sudah mampu membayar hutang. Tak jarang pula kita baca di koran, dari penampilannya ia sangat kentara shalihnya, namun ternyata ia terbukti korupsi di kantornya. Dan banyak contoh lainnya yang terjadi akibat pemisahan antara ibadah dan akhlak. Padahal seluruh ibadah itu terkait erat dengan akhlak yang mulia.
Oleh karena itu, dengan menyebarkan informasi singkat tentang akhlak (contohnya dalam kultum), semoga dapat menyadarkan kaum muslim pentingnya akhlak mulia dan mempraktekkannya dalam kehidupan kita.
Di bawah ini adalah contoh kultumnya, saya langsung saja mengutip isinya, karena pembukaan kultum saya rasa sobat sudah tahu dan hafal.
Empat Pilar Akhlak Mulia
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,"Akhlak mulia dibangun di atas empat pilar, dan dengan keempat pilar ini ia dapat berdiri kokoh. Empat pilar itu adalah sabar, ifah, berani, adil.
Berikut uraian masing-masing pilar.
Sabar
Sifat sabar akan membantu seseorang menjadi sosok atau pribadi yang tahan banting bila menerima cobaan, mampu menahan amarah, tidak merugikan orang lain, bersikap lemah lembut dan santun, tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu, berusaha semaksimal mungkin dalam ikhtiarnya.
Ifah
Ifah yaitu menjaga kesucian diri. Sifat ini akan melindungi seseorang dari tergelincir dalam perkataan maupun tindakan yang dapat menjatuhkan martabatnya.
Kemudian, sifat ini mendorong manusia untuk selalu lekat pada rasa malu yang merupakan kunci segala kebaikan.
Tidak hanya itu, dengan sifat ini ia terhindar dari perbuatan keji, kikir, dusta, menggunjing, dan mengadu domba.
Berani
Sifat berani menguatkan mental seseorang dalam menjaga diri dan menegakkan kemuliaan akhlak, juga membuatnya suka membantu sesama.
Kepribadian ini membuatnya tidak ragu untuk berinfaq, membuat ia berani berpisah dengan harta yang dicintainya.
Sifat ini juga membantu seseorang dalam mengendalikan emosi dan bersikap santun. Dengan keberanianlah seseorang dapat menggenggam erat ketegasan jiwanya dan bisa mengekangnya dengan tali baja yang tidak mudah putus.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,"Orang kuat bukanlah orang yang menang dalam bergulat. Akan tetapi, orang kuat adalah yang dapat menguasai dirinya ketika marah.".
Berdasarkan hadits ini, hakikat keberanian dan kekuatan seseorang adalah kemampuan diri sendiri manakala melawan musuh besarnya yaitu hawa nafsu.
Adil
Sifat adil mengasah seseorang untuk terus meluruskan perangainya, menajamkan intuisinya dalam memilah antara sikap berlebihan dan sikap menggampangkan.
Sifat ini mampu mendorong seseorang untuk menjadi dermawan, bersikap murah hati secara proporsional yakni pertengahan antara kikir dan boros.
Kemudian, adil juga akan menjaga sifat berani agar tetap dalam koridornya yaitu pertengahan antara pengecut dan nekat. Adil jualah yang melahirkan sifat santun yang tepat, yaitu pertengahan antara pemarah dan minder.
Kesimpulan
Sebagaimana akhlak tercela dapat menarik akhlak tercela lainnya, akhlak mulia dapat melahirkan akhlak mulia lainnya.
Akhlak mulia adalah pertengahan antara dua akhlak yang tercela, contoh:
- Dermawan = berada di antara sifat kikir dan boros.
- Rendah hati = berada pada pertengahan antara minder dan pongah.
============================
Sumber utama kultum ini:
Buku yang telah disebutkan di atas.
Halaman 31-34, untuk cetakan ketiga.
0 comments:
Post a Comment