Mengulang tulisan sebelumnya mengenai pengertian akhlak menurut Imam Ibnu Qudamah, saya tulis ulang definisinya di sini.
Akhlak adalah ungkapan tentang kondisi jiwa yang begitu mudah melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jika perbuatan itu baik, maka disebut akhlak baik dan jika buruk maka disebut akhlak yang buruk. Catatan, baik-buruknya itu berdasarkan timbangan syar'i.
Jadi seseorang melakuan perbuatan yang dilakukan secara spontan yang tanpa pertimbangan terlebih dahulu, itu mencerminkan akhlaknya. Kalo teman-teman yang aktif mempelajari beladiri menamakan hal tersebut adalah reflek, seperti misalnya mereka menyebutkan,"wah, reflek kamu bagus".
Dan juga telah disebutkan bahwa akhlak ada dua yaitu akhlak kepada Allah dan akhlak kepada makhluk. Dalam tulisan ini, saya fokus kepada akhlak kepada sesama manusia.
Sekarang mari kita lihat contohnya apa saja perbuatan spontan yang tanpa memerlukan pemikiran untuk melakukannya.
1. Seorang anak berpapasan dengan orang yang lebih tua atau kerabatnya, lihatlah apakah ia spontan tanpa berpikir panjang melakukan hal ini: tersenyum kepada orang itu dan menyapa serta memberi salam atau cuek saja berjalan melaluinya atau menyapa dengan dingin.
Jika ia melakukan hal yang pertama, maka menurut Ibnu Qudamah, ia mempunyai akhlak yang bagus (akhlakul karimah), sebaliknya jika ia cuek maka ia mempunyai akhlak yang buruk.
2. Seorang anak yang menghadapi ulangan harian, lihatlah ketika ia menjumpai soal-soal yang sulit (entah karena ia tidak belajar sebelumnya atau ia tidak mengerti konsep dasarnya), apakah ia spontan mencontek temannya atau membuka buku catatan secara diam-diam agar tidak ketahuan atau ia tetap jujur dan menjawab soal tersebut apa yang ia bisa kerjakan dengan baik.
Jika ia melakukan hal yang terakhir, maka ia mempunyai akhlak yang terpuji, jika tidak maka ia mempunyai akhlak yang tercela.
3. Seorang remaja yang menghadapi persoalan dalam hidupnya, lihatlah apakah ia tenggelam dalam problem tersebut dan melakukan pelariannya kepada hal-hal negatif karena pengaruh temannya atau ia semakin dekat dengan Allah serta berdoa dan sabar.
Jika ia sabar dan tangguh menghadapi problem kehidupan, maka ia mempunyai akhlak yang mulia.
4. Seorang pemuda ketika berada di jalan tol, ia berjalan dengan kecepatan yang rendah (di bawah 60 km/jam), namun tanpa berpikir panjang ia memutuskan untuk tetap berada di lajur kanan dan mengemudi dengan santainya. Sementara ada kesepakatan bahwa di lajur kanan adalah untuk kendaraan yang lajunya di atas 80 km/jam (kecuali macet). Hal ini membuat mobil di belakangnya memberikan tanda (lampu sen atau lampu dim atau diklakson) agar pindah ke lajur tengah. Namun si
pemuda ini cuek saja dan tidak melihat kondisi mobil di belakangnya yang membuat semua mobil di belakangnya berjalan pelan, membuat mobil lain menyalip dari kiri (padahal kesepakatan menyalip dari kanan) atau menyalip dari bahu jalan.
Jika ia melakukan hal ini, berarti akhlaknya tidak baik.
5. Seseorang berada di taman. Ia memakan roti, ia membuka bungkusnya. Lihatlah, apakah ia spontan membuang bungkus roti itu ke tempat sampah atau ia membuang sampah tersebut ke sembarang tempat.
Jika ia melakukan hal yang pertama, berarti ia mempunyai akhlak yang indah.
6. Si Fulan mengetahui bahwa kakaknya sedang memerlukan uang karena anaknya masuk sekolah tinggi. Lihatlah ketika sang kakak meminjam uang, apakah ia spontan memberikan pinjaman atau spontan menolak.
Sobat pasti tahu mana yang merupakan akhlak yang baik dan mana yang merupakan akhlak yang buruk.
7. Ketika seseorang bercanda dengan temannya, namun temannya ini menganggap serius candaannya dan merasa tersinggung.
Lihatlah, apakah ia spontan meminta maaf atau malah balas mendiamkan temannya tersebut.
Insan yang berakhlak mulia adalah insan yang langsung meminta maaf jika ia berbuat salah, juga sebaliknya ia mempunyai keindahan akhlak jika ia memaafkan kesalahan saudaranya.
Akhlak adalah ungkapan tentang kondisi jiwa yang begitu mudah melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jika perbuatan itu baik, maka disebut akhlak baik dan jika buruk maka disebut akhlak yang buruk. Catatan, baik-buruknya itu berdasarkan timbangan syar'i.
Jadi seseorang melakuan perbuatan yang dilakukan secara spontan yang tanpa pertimbangan terlebih dahulu, itu mencerminkan akhlaknya. Kalo teman-teman yang aktif mempelajari beladiri menamakan hal tersebut adalah reflek, seperti misalnya mereka menyebutkan,"wah, reflek kamu bagus".
Dan juga telah disebutkan bahwa akhlak ada dua yaitu akhlak kepada Allah dan akhlak kepada makhluk. Dalam tulisan ini, saya fokus kepada akhlak kepada sesama manusia.
Sekarang mari kita lihat contohnya apa saja perbuatan spontan yang tanpa memerlukan pemikiran untuk melakukannya.
Contoh Akhlak
1. Seorang anak berpapasan dengan orang yang lebih tua atau kerabatnya, lihatlah apakah ia spontan tanpa berpikir panjang melakukan hal ini: tersenyum kepada orang itu dan menyapa serta memberi salam atau cuek saja berjalan melaluinya atau menyapa dengan dingin.
Jika ia melakukan hal yang pertama, maka menurut Ibnu Qudamah, ia mempunyai akhlak yang bagus (akhlakul karimah), sebaliknya jika ia cuek maka ia mempunyai akhlak yang buruk.
2. Seorang anak yang menghadapi ulangan harian, lihatlah ketika ia menjumpai soal-soal yang sulit (entah karena ia tidak belajar sebelumnya atau ia tidak mengerti konsep dasarnya), apakah ia spontan mencontek temannya atau membuka buku catatan secara diam-diam agar tidak ketahuan atau ia tetap jujur dan menjawab soal tersebut apa yang ia bisa kerjakan dengan baik.
Jika ia melakukan hal yang terakhir, maka ia mempunyai akhlak yang terpuji, jika tidak maka ia mempunyai akhlak yang tercela.
3. Seorang remaja yang menghadapi persoalan dalam hidupnya, lihatlah apakah ia tenggelam dalam problem tersebut dan melakukan pelariannya kepada hal-hal negatif karena pengaruh temannya atau ia semakin dekat dengan Allah serta berdoa dan sabar.
Jika ia sabar dan tangguh menghadapi problem kehidupan, maka ia mempunyai akhlak yang mulia.
4. Seorang pemuda ketika berada di jalan tol, ia berjalan dengan kecepatan yang rendah (di bawah 60 km/jam), namun tanpa berpikir panjang ia memutuskan untuk tetap berada di lajur kanan dan mengemudi dengan santainya. Sementara ada kesepakatan bahwa di lajur kanan adalah untuk kendaraan yang lajunya di atas 80 km/jam (kecuali macet). Hal ini membuat mobil di belakangnya memberikan tanda (lampu sen atau lampu dim atau diklakson) agar pindah ke lajur tengah. Namun si
pemuda ini cuek saja dan tidak melihat kondisi mobil di belakangnya yang membuat semua mobil di belakangnya berjalan pelan, membuat mobil lain menyalip dari kiri (padahal kesepakatan menyalip dari kanan) atau menyalip dari bahu jalan.
Jika ia melakukan hal ini, berarti akhlaknya tidak baik.
5. Seseorang berada di taman. Ia memakan roti, ia membuka bungkusnya. Lihatlah, apakah ia spontan membuang bungkus roti itu ke tempat sampah atau ia membuang sampah tersebut ke sembarang tempat.
Jika ia melakukan hal yang pertama, berarti ia mempunyai akhlak yang indah.
6. Si Fulan mengetahui bahwa kakaknya sedang memerlukan uang karena anaknya masuk sekolah tinggi. Lihatlah ketika sang kakak meminjam uang, apakah ia spontan memberikan pinjaman atau spontan menolak.
Sobat pasti tahu mana yang merupakan akhlak yang baik dan mana yang merupakan akhlak yang buruk.
7. Ketika seseorang bercanda dengan temannya, namun temannya ini menganggap serius candaannya dan merasa tersinggung.
Lihatlah, apakah ia spontan meminta maaf atau malah balas mendiamkan temannya tersebut.
Insan yang berakhlak mulia adalah insan yang langsung meminta maaf jika ia berbuat salah, juga sebaliknya ia mempunyai keindahan akhlak jika ia memaafkan kesalahan saudaranya.
0 comments:
Post a Comment