Menjelang bulan dimana kaum muslimin berlomba-lomba untuk meraih ridha dan pengampunan Allah Ta'ala, bulan dimana siangnya kaum muslimin berpuasa dan malamnya mereka mendirikan malam dengan shalat tarawih, biasanya di mushalla kampus, mushalla perkantoran, dan di perumahan ada kegiatan tambahan untuk memotivasi kaum muslimin, yaitu kuliah singkat yang kita kenal dengan nama kultum. Oleh karena diadakan di bulan Ramadhan, maka disebutlah dengan program kultum Ramadhan.

==============================================
Contoh Materi Kultum Singkat Yang Telah Kami Tulis

Saya telah menulis contoh materi kultum singkat seperti:




==============================================

Pada tulisan kali ini, saya mengajak kepada kaum muslimin untuk berhati-hati perihal lisan, terutama di zaman social media yang hanya satu klik saja, berita yang tidak jelas kebenarannya gampang tersebar. 

Saya mengajak terutama kepada diri sendiri dan keluarga, kemudian kepada sobat pembaca untuk mengingatkan kembali kaum muslimin akan perihal menjaga lisan agar kita semua selamat di dunia dan di akhirat dengan memberikan kultum dengan tema menjaga lisan.

Saya yakin sobat pembaca telah mengetahui kalam pembuka dan penutup pada kultum, seperti salam, tahmid, shalawat, dan seterusnya. 

Oleh karena itu saya hanya menuliskan isi pokok kultum tema menjaga lisan di blog ini.


contoh kultum ramadhan mengenai keutamaan menjaga lisan


Inilah uraiannya:

==================================================================

Kultum ini saya mulai dengan hadits Nabi yang artinya kurang lebih adalah

Salah satu tanda bagusnya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak berguna baginya (1)


Salah satu yang termasuk meninggalkan hal yang tidak berguna adalah meninggalkan pembicaraan yang tidak bermanfaat baginya dan bagi orang-lain, dalam kata lain hanya berkata-kata kepada hal-hal yang bermanfaat saja.

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ini harus kita ingat-ingat dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari, sebab aktivitas berbincang, mengobrol, bercakap-cakap adalah perbuatan yang tidak melelahkan, bahkan semakin lama semakin asyik. 

Ada orang yang betah duduk berjam-jam untuk berbicara dengan kawannya, pembicaraannya mulai dari tema yang tidak bermanfaat alias sia-sia sampai pembicaraan yang berakibat dosa seperti berbohong, menggunjing, gosip, dan seterusnya.


Kewajiban Menjaga Lisan

Kita harus menjaga lisan dari perbuatan yang sia-sia dan juga aktivitas yang menyebabkan dosa. 

Imam Nawawi berkata:

Ketahuilah setiap orang harus menjaga lisannya agar hanya mengucap hal-hal yang sudah jelas manfaatnya. Kalau tidak demikian maka hendaklah ia diam.
Sebab ucapan yang mubah bisa menyeret kepada yang haram atau makruh, bahkan inilah yang sering terjadi. (2)


Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِلْ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

baca: man kaana yu'minu billahi wal yaumil aakhir falyaqul khairan au liyashmut.

Artinya: Barangsiapa yang beriman kepada Allah Ta'ala dan hari akhir hendaklah ia berkata yang baik atau diam. (3)


Dari dua dalil yaitu hadits nabi yang telah kita ketahui di atas, yaitu:

  1. Salah satu tanda bagusnya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak berguna baginya.
  2. Barangsiapa yang beriman kepada Allah Ta'ala dan hari akhir hendaklah ia berkata yang baik atau diam.

maka kita dapat mengambil pelajaran, seperti:

  • Setiap muslim tidak boleh mengeluarkan ucapan yang sia-sia, melainkan harus ucapan yang benar/jujur dan bermanfaat.
  • Sebelum berucap, maka ia harus berpikir dan menimbang apakah perkataan yang akan diucapkannya (status yang akan dishare di social media) adalah perkataan yang benar atau tidak? jika benar, apakah ada manfaatnya atau tidak? Hal ini harus dilakukan agar tidak timbul penyesalan di hari kemudian.
  • Salah satu tanda bagusnya agama (keislaman) seseorang, maka bisa kita lihat dari lisan orang tersebut, apakah ucapannya selalu mengatakan hal yang bermanfaat dan menjauhi hal yang tidak bermanfaat atau tidak.
  • Jika kita tidak mengetahui terhadap suatu hal, janganlah kita berbicara tentang hal tersebut, lebih baik kita bersikap diam. Itu lebih selamat di dunia dan akhirat.

Contoh Aktivitas Lisan Yang Tercela

Oleh karena waktu yang terbatas, maka kami hanya memberi dua contoh aktivitas lisan yang kalau kita kerjakan akan membuahkan dosa.

1. Ghibah
2. Namimah

Ghibah

Ghibah dalam bahasa Indonesianya adalah menggunjing. Ini adalah aktivitas lisan yang tanpa sadar kita semua melakukannya (kecuali orang-orang yang dirahmati Allah).

Definisi ghibah adalah engkau menyebut-nyebut saudaramu dengan sesuatu yang tidak ia sukai (4).


Ghibah termasuk dosa besar, dalilnya ada di dalam Surat Al-Hujurat:12 yang artinya kurang lebih adalah:

Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan jangan ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang. (5)

Di dalam ayat ini perbuatan ghibah (menggunjing saudara/kawannya) diumpamakan dengan memakai bangkai saudaranya. Ini menggambarkan ghibah perbuatan yang menjijikkan dan tercela dan perbuatan yang harus kita jauhi.


Cara Taubat Dari Ghibah

Jika kita sudah terlanjut berbuat ghibah dan ingin bertaubat darinya, inilah cara taubat dari ghibah (6):

1. Mencabut omongannya (gunjingannya).

2. Menyesali perbuatannya.

3. Bertekad tidak mengulangi perbuatan yang serupa selamanya.

4. Meminta maaf kepada orang yang digunjing (jika permintaan maaf kita tidak menimbulkan kemudaratan, dalam arti orang itu dinilai bisa menerima permintaan maaf kita, dan tidak marah dan menimbulkan kemudaratan lain). Jika tidak maka minta kepada Allah atau mendoakan orang tersebut, seperti memohonkan ampun untuknya atau memohonkan kebaikan untuk orang tersebut.


Namimah

Perbuatan lisan yang tercela yang kedua adalah namimah.

Artinya namimah adalah mengadu domba.

Adu domba disini maknanya adalah menyampaikan ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan mengusik hubungan diantara mereka.

Namimah diancam dengan hukuman yang keras, dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ

baca : laa yadkhulul jannah qattaat

Arti: Tidak akan masuk Surga para Qattaat (yaitu tukang adu domba). (7)


Kita harus berhati-hati dengan orang yang suka namimah ini. Jika kita sedang berada pada posisi orang yang menerima berita darinya, kita harus cermat terhadap setiap informasi darinya. 

Tanpa sikap berhati-hati darinya, kita akan mudah berprasangka buruk kepada saudara atau sahabat kita yang jadi objek pembicaraannya. Tanpa sikap cermat dan tabayyun, maka kita akan mudah tersulut kebencian kepada sahabat kita. Akibatnya tali persahabatan terancam putus. 

Itulah akibat buruk namimah, semoga kita dapat menjauhi perbuatan ini. 

Bulan ini adalah bulan Ramadhan, bulan yang tepat untuk bertaubat dan memperbaiki diri, dimana amalan kebaikan akan dibalas berlipat-lipat ganda oleh Allah Ta'ala. Taubat merupakan amal shalih, dan semoga taubat kita dari perbuatan jelek lisan kita akan dibalas kebaikan yang berlipat oleh Allah.

Marilah kita bertekad untuk menjaga lisan, dan berdoa kepada Allah Ta'ala disalah satu waktu yang termasuk waktu yang maqbul dalam berdoa yaitu ketika kita sedang berpuasa, meminta kepada Allah agar kita dapat menjaga lisan sehingga kita selamat di dunia dan selamat di akhirat.


Sumber kultum:

(1) Buku Ensiklopedi Akhlak Salaf, Pustaka Imam Syafi'i, Ummu Ihsan & Abu Ihsan al-Atsari, halaman 305.
(2) idem, halaman 311
(3) idem, halaman 311
(4) idem, halaman 319
(5) idem, halaman 320
(6) idem, halaman 324
(7) idem, halaman 325

0 comments:

Post a Comment