Di bawah adalah uraian mengenai kondisi-kondisi yang ada di wilayah Indonesia yang dengan kondisi itu Indonesia berpotensi bencana alam. Setelah itu diuraikan pula contoh-contoh bencana yang telah terjadi di Indonesia dan yang berpotensi untuk datang kembali. Terakhir, apa sikap kita setelah kita mengetahui fakta-fakta tersebut.

Sumber tulisan adalah dari:

1. Buku Risiko Bencana Indonesia dari BNPB, lihat link lengkapnya di bawah.

2. Buku Pendidikan tangguh bencana dari SNPAB Kemdikbud, lihat lengkapnya di bawah.

3. Website BMKG, lihat link lengkap di bawah


Tulisan dimulai dengan profil geologi Indonesia.

Profil Geologi Indonesia


Indonesia mempunyai wilayah paparan benua yang luas, yaitu paparan Sunda dan paparan Sahul.

Indonesia memiliki pegunungan lipatan tertinggi di daerah tropika dan bersalju abadi, yaitu pegunungan tengah Papua.

Indonesia dilalui oleh jalur pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu:


1. Lempeng Indo-Australia

2. Lempeng Eurasia

3. Lempeng Pasific

Zona pertemuan antara lempeng Indo Australia dengan lempeng Eurasia adalah di lepas pantai barat Sumatera, selatan Jawa, dan Nusatenggara.

Lempeng Pasifik adalah di bagian utara pulau Papua dan Halmahera.

Zona di atas umumnya ditandai dengan adanya palung yang dalam.

Lempeng-lempeng itu mempunyai aktivitas. Aktivitas tektonik berdampak  terbentuknya patahan atau sesar.

Contoh patahan yang besar adalah:


1. Patahan semangko di Sumatera ( dari Aceh hingga teluk Semangka di Lampung )

2. Patahan Sorong (dari kabupaten Manokwari ke kabupaten Sorong)

3. Patahan Palukoro di Sulawesi (dari Selat Makassar sampai pantai Utara Teluk Bone).


Patahan Palukoro di kota Palu, patahan ini melintas dari Teluk Palu masuk ke wilayah daratan memotong tengah kota, terus sampai ke sungai Lariang, Donggala.


Aktivitas tektonik menyebabkan terbentuknya deretan gunung api


Aktivitas tektonik yang terjadi juga menyebabkan terbentuknya deretan gunung api di sepanjang pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, hingga papua.

Deret gunung api ini merupakan bagian dari deret gunung api sepanjang Asia-Pasifik yang sering disebut deret sirkum pasifik atau dikenal juga dengan Ring of Fire.


peta sebaran jalur gunung api ring of fire

Sumber Gambar: Buku Risiko Bencana Indonesia - BNPB, halaman 15


Akibatnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung aktif terbanyak di dunia, kurang lebih ada 127 gunung api aktif. Beberapa di antaranya merupakan letusan gunung api terkuat yang pernah terjadi di dunia.

Dari fakta geologi di atas, Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi, baik gempa tektonik maupun gempa vulkanik.

Namun, selain berdampak hal yang telah disebut di atas, aktivitas tektonik dan gunung api memberikan banyak anugerah kepada alam Indonesia, misalnya kesuburan tanah.

Berikutnya adalah penjelasan tentang contoh bencana alam yang pernah dan berpotensi terjadi lagi di Indonesia, dimulai dari gempa bumi.

Pengetahuan tentang gempa bumi


Gempa dalam bahasa Inggris adalah earthquake.

Gempa dalam bahasa Arab adalah زِلْزَالٌ


Definisi gempa 

Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

Pergerakan lempeng-lempeng tektonik menghasilkan akumulasi energi sehingga mengakibatkan gempabumi yang efeknya terasa sampai ke permukaan bumi.

Ciri/karakteristik gempa bumi


1. Berlangsung dalam waktu singkat

2. Lokasi kejadiannya tertentu

3. Berpotensi terulang kembali

4. Akibatnya dapat menimbulkan bencana

5. Tidak dapat dicegah, namun jika masyarakat waspada maka akibat negatif yang ditimbulkan dapat dikurangi.

Parameter pada gempa bumi


1. Waktu kejadian gempa bumi (Origin Time).

2. Kedalaman pusat gempa bumi (depth)

3. Kekuatan gempa bumi (Magnitudo)

4. Lokasi pusat gempa bumi (episentrum)


Lihat gambar di bawah untuk mengetahui mana saja daerah episentrum gempa yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1900 sampai tahun 2009.


peta lokasi episentrum gempa bumi di indonesia

Sumber gambar : Buku Risiko Bencana Indonesia - BNPB, halaman 58



Hal yang diakibatkan oleh gempa bumi


1. Getaran atau guncangan

2. Likuifaksi

3. Tanah longsor

4. Tsunami

5. Bahaya ikutan lain, seperti arus pendek listrik, gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dll.



Pengetahuan tentang tsunami


Apa itu tsunami?

Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan impulsif pada laut.

Gangguan impulsif di atas terjadi karena adanya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba dalam arah vertikal atau horisontal .

Apa penyebab perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba? Penyebabnya adalah:


1. Gempa tektonik yang terjadi di dasar laut.

2. Letusan gunung api di laut.

3. Longsor yang terjadi di dasar laut.


Gempa yang dapat menimbulkan tsunami


Tidak semua gempa dapat menimbulkan tsunami. Hanya gempa tertentu yang bisa mengakibatkan tsunami, yaitu:

1. Gempa yang episentrum terletak di laut.

2. Kedalaman pusat gempa relatif dangkal, biasanya kurang dari 70 km.

3. Gempa bermagnitudo yang besar, biasanya di atas 7 skala richter.

4. Karakteristik sesarnya adalah sesar naik dan sesar turun (vertikal).


Indonesia merupakan daerah rawan tsunami. Mengapa? Karena Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Dalam kata lain Indonesia adalah wilayah yang memiliki banyak wilayah pesisir.

Karakteristik tsunami


1. Tsunami merupakan bencana yang prosesnya cepat.

2. Jika bersumber dari lokasi yang dekat, waktu penjalaran gelombang kurang dari 30 menit dari sumber ke garis pantai.

3. Jika jarak sumber terjadinya tsunami dekat, maka manusia hanya memiliki waktu singkat untuk melakukan usaha antisipasi dan evakuasi.


Di bawah ini adalah peta daerah rawan tsunami di Indonesia:



daerah yang rawan tsunami di indonesia



Sumber gambar : https://inatews.bmkg.go.id/new/tentang_tsunami.php


Sejarah tsunami di Indonesia


1. Tsunami yang diakibatkan meletusnya gunung api Krakatau.

Tsunami ini terjadi pada 27 Agustus 1883 yang mengakibatkan sekitar 36.000 jiwa meninggal.


2. Tsunami di Pesisir pantai Pulai Simeulue.

Tsunami ini terjadi pada tahun 1907. Pulau Simeulue adalah pulau di Provinsi Aceh.


3. Tsunami Aceh

Tsunami ini terjadi pada 26 Desember 2004. Gelombang datang menerjang pesisir samudera Hindia setelah gempa bermagnitudo 9,2 skala richter terjadi.

Gelombang menjalar ke berbagai negara di pesisir Samudera Hindia, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Srilangka, Maladewa, Bangladesh, India, Kenya, Somalia, dan Tanzania.


Potensi bencana lainnya di Indonesia selain gempa dan tsunami


Indonesia merupakan negara beriklim tropis. Iklim ini menyebabkan sering terjadinya banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran lahan dan hutan, abrasi, dan gelombang ekstrim di beberapa wilayah Indonesia.

Dari fakta di atas, maka Indonesia merupakan wilayah yang rawan bencana. Bencana menurut jenisnya dibagi dua yaitu:

1. Hidrometeorologis, yaitu: banjir, tanah longsor, gelombang pasang, kebakaran hutan/lahan, kekeringan, angin puting beliung, dst.)

2. Geologis, yaitu: gempa bumi, tsunami, letusan gunung api.

Kedua jenis bencana tersebut terdapat di wilayah Indonesia.


Jenis bencana alam yang sudah terjadi dan berpotensi terjadi di wilayah Indonesia


1. Letusan gunung berapi

Kurang lebih 127 gunung api yang aktif atau sekitar 13% dari gunung aktif di dunia terletak di Indonesia.

Seperempat dari jumlah di atas berada di utara busur sunda (dari utara Sumatera ke arah laut Banda).

Beberapa mengarah ke selatan, seperti di kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara sampai ke Halmahera.


Pola sebaran gunung api terbagi menjadi lima segmen, yaitu:

1. Segmen busur Sumatera

Sub segmen: Seulawah, Toba, Kerinci, Dempo.

2. Sunda

Sub segmen: Pangrango, Papandayan, Slamet, Semeru, Rinjani, Kelimutu.

3. Banda

4. Sulawesi

Sub segmen: Soputan, Karangetang, Colo.

5. Talaud

Sub segment: Dukono, Gamalama.

Gunung api terdapat lubang kepundan (kawah)  tempat keluargnya cairan magma, gas, atau cairan lainnya ke permukaan bumi.


Jenis erupsi Gunung Api berdasarkan sumber erupsi

1. Erupsi pusat

Erupsi yang keluar dari kawah utama.

2. Erupsi samping

Erupsi keluar dari lereng tubuhnya.

3. Erupsi celah

Erupsi keluar dan muncul pada retakan atau sesar yang dapat memanjang sampai beberapa kilometer.

4. Erupsi eksentrik

Erupsi samping, magma keluar bukan dari kepundan pusat melainkan dari dapur magma melalui kawah tersendiri.


Struktur gunung api

Gunung api terdiri atas:

1. Kawah

Kawah adalah bentuk morfologi negatif, bentuknya relatif bundar.

2. Kaldera

Bentuk morfologi seperti kawah dengan garis tengah lebih dari dua kilometer.

Terdiri dari kaldera letusan, kaldera runtuhan, kaldera resurgent, kaldera erosi.

3. Graben

Retakan/patahan pada tubuh gunung api dapat mencapai puluhan kilometer dan dalamnya dapat mencapai ribuan meter.

Rekahan paralel yang mengakibatkan amblasnya blok di antara rekahan inilah yang disebut graben.

4. Depresi vulkano-tektonik

Depresi dapat mencapai ukuran puluhan kilometer dan kedalaman ribuan meter.


Yang keluar dari erupsi gunung api dan ragam bahayanya adalah:

1. Awan panas dan guguran abu.

Guguran abu di lereng gunung api disebut ladu. Ladu adalah campuran fragmen lava, pasir, dan abu.

Ketika ladu semakin besar volumenya, dan ketika bercampur dengan bongkahan lava membera merah pijar dan bergerak cepat, maka ia disebut awan panas guguran.

Bahaya dari aliran awan panas:

a. menghanguskan tumbuhan.

b. berbahaya bagi manusia dan hewan karena merusak paru.

Apabila lava terjadi peningkatan suhu, ditambah dengan peningkatan kandungan gas, maka lava terdorong keluar oleh letusan kecil, sehingga ia dinamakan awan panas letusan.

2. Longsoran gunung api

3. Aliran lava.

Aliran lava dinamis, mengikuti lembah sungai sebagai aliran.

4. Aliran lahar.

Lahar merupakan aliran lumpur yang mengandung material romabakan yang berasal dari gunung api.

Endapan lahar ini mampu mencapai ketebalan beberapa meter sampai puluhan meter.

Lahar ada dua yaitu lahar hujan dan lahar letusan.

Lahar hujan (dingin) dipicu oleh hujan di atas normal pada lereng yang tertutup oleh material lepas, sedangkan lahar letuasn disebabkan oleh pengosongan danau kawah, yang biasanya karena letusan.


2. Banjir

Banjir antara lain disebabkan oleh kondisi alam yang statis seperti geografis, topografis, dan geometri alur sungai.

Banjir juga disebabkan oleh kondisi alam yang dinamis, seperti curah hujan tinggi, amblesan tanah dan pendangkalan akibat sedimentasi, mendirikan pemukiman di bantaran sungai, dan lainnya.


3. Tanah longsor

Tanah longsor adalah gerakan tanah yang merupakan fenomena alam karena kondisi geologi, curah hujan dan pemanfaatan lahan pada lereng.

Semakin meningkatnya pemanfaatan lahan pada lereng yang tidak berwawasan lingkungan, ditambah lagi dengan hujan dengan intensitas tinggi, maka risiko terjadinya tanah longsor dan bahayanya yang ditimbulkan semakin tinggi.


4. Kekeringan

Indonesia berada di garis khatulistiwa, bentuk topografinya kompleks, sebaran permukaan lautnya luas, ini membuat Indonesia memiliki variabilitas iklim yang tinggi.

Variabilitas iklim yang tinggi menyebabkan adanya kejadian ekstrim basah dan ekstrim kering.

Ketika ekstrim basah terjadi, maka potensi bencana banjir dan longsor meningkat.

Saat ekstrim kering terjadi, maka potensi bencana kekeringan atau kemarau panjang akan cukup besar.

Kemarau panjang atau kekeringan ini dapat mengancam produksi tanaman pangan.


Karakteristik bencana kekeringan

a. Termasuk bencana alam yang terjadi secara perlahan.

b. Durasinya lama, yaitu sampai dengan musim hujan tiba.

c. Berdampak luas bahkan lintas sektor, misalnya ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.

d. Dapat mengakibatkan kekurangan air, sumber daya ekologi yang terancam rusak, berkurangnya produksi pertanian yang mengakibatkan kelaparan, dan seterusnya.


5. Kebakaran lahan dan hutan

Peningkatan konsentrasi CO2 sebesar 30% dalam 100 tahun terakhir mengakibatkan suhu permukaan bumi meningkat.

Hal ini mengakibatkan fenomena El-Nino dan berdampak pada peningkatan intensitas kejadian curah hujan yang ekstrim dan menyebabkan kekeringan berkepanjangan.

Inilah yang menjadi salah satu faktor pemantik kebakaran lahan dan hutan.

Kebakaran hutan dan lahan di Riau pada tahun 2013 dan 2015 berdampak kabut asap hingga Singapura dan Malaysia.


6. Angin kencang (puting beliung)

Cuaca ekstrim berpotensi menimbulkan angin kencang, misalnya tornado, badai siklon tropis, angin puting beliung.

Definisi angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-50 km/jam hingga menyentuh permukaan bumi.

Angin puting beliung adalah angin kencang yang berputar yang keluar dari awan Cummulonimbus (awan yang bergumpal berwarna abu-abu gelap dan menjulang tinggi) dengan kecepatan lebih dari dari 34,8 knots atau 64,4 km/jam  dan terjadi dalam waktu singkat.

Angin puting beliung lebih sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah yang sangat dekat khatulistiwa.

Angin puting beliung dapat terjadi di daratan maupun lautan, umumnya terjadi pada peralihan musim (pancaroba).


Gejala awal datangnya angin puting beliung

a. Udara terasa panas dan gerah.

b. Di langit tampak ada pertumbuhan awan cumulus (awan putih bergerombol yang berlapis-lapis).

c. Di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi yang sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi.

d. Awan tiba-tiba berubah warna dari putih menjadi warna hitam pekat (cumulonimbus).

e. Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin yang terasa sangat dingin.

f. Jika gejala di atas datang/terjadi, kemungkinan kehadiran hujan dan angin kencang sudah menjelang.


Contoh bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia


1. Letusan Gunung Sinabung

Gunung Sinabung adalah salah satu gunung api aktif yang terletak di Sumatra Utara.

Gunung Sinabung meletus pada Agustus 2010.


2. Banjir di Jakarta

Tingginya urbanisasi yang menimbulkan pesatnya perubahan fungsi guna lahan merupakan salah satu penyebab banjir yang terjadi.

Banjir dengan sebaran terbesar dalam 15 tahun terakhir terjadi pada tahun 2013 di Jakarta.


3. Tsunami Aceh

Tsunami di Aceh terjadi pada Desember 2004.


4. Gempa bumi Yogyakarta

Gempabumi di Jogja terjadi pada 27 Mei 2006 dengan magnitudo 5,9 skala Richter.

Dan bencana yang terjadi di tahun 2018 ini contohnya gempa bumi dan tsunami di Palu, gempa bumi di Lombok, dan lainnya.

Sebenarnya masih banyak contoh bencana yang pernah terjadi di Indonesia, namun saya membatasi hanya pada bencana yang berdampak serius sebagai bahan pembelajaran bagi kita.


Sekarang anda mengetahui bahwa daerah yang kita diami ini adalah wilayah yang rawan bencana.

Oleh karena itu, kita harus mengetahui informasi yang terkait dengannya, sehingga kita lebih siap dan tangguh menghadapi bencana.


Namun, yang paling utama adalah kita harus:

- Meningkatkan iman kepada Allah Ta'ala.

- Meningkatkan Tauhid dan menjauhkan diri dari syirik.

- Banyak beramal saleh dan menjauhi maksiat.

- Ikut serta dalam menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar.

- Banyak berdoa kepada Allah Ta'ala, contohnya seperti:

a. Doa perlindungan agar terhindar dari bencana

b. Doa melihat orang lain mengalami musibah


Semoga kita dapat mengamalkannya dan selamat di dunia dan di akhirat.

Tulisan terkait untuk melengkapi informasi :


Materi tanggap bencana gempa bumi

Materi tanggap bencana tsunami

Infografis tentang sadar bencana gempa bumi 

Sumber tulisan dan sumber gambar:


E-book
Risiko Bencana Indonesia
Direktorat Pengurangan Risiko Bencana
2016
http://inarisk.bnpb.go.id/pdf/Buku%20RBI_Final_low.pdf


E-book
Pendidikan Tangguh Bencana
Mewujudkan Satuan Pendidikan Aman Bencana di Indonesia
SNPAB Kemdikbud
2017

Website
BMKG
http://balai3.denpasar.bmkg.go.id/tentang-gempa

Website
BMKG
https://inatews.bmkg.go.id/new/tentang_tsunami.php


0 comments:

Post a Comment