Alhamdulillah, Ramadhan sebentar lagi menghampiri kita.

Sudah menjadi tradisi di masyarakat Indonesia bahwa saudara, karib kerabat, handai taulan pulang kampung dan saling mengunjungi atau berkumpul, baik sebelum Ramadhan atau sesudah Ramadhan yaitu pada saat idul fitr.

Memang sebagian besar dari mereka adalah perantau, mencari nafkah jauh di kampungnya. Cuti yang mereka punya terbatas. Hari libur yang agak panjangpun hampir tidak ada, kecuali libur idul fitr. Itupun panjang karena mereka menambahnya dengan cuti tahunan. Nah, kesempatan itulah yang mereka gunakan untuk pulang ke kampung halaman mereka, silaturahim dengan karib kerabat, terutama kepada orang-tua.

Hal inilah yang sering kita lihat setiap tahun, yaitu tradisi mudik lebaran.

Akan tetapi bukan hal ini yang saya bahas pada tulisan ini. Yang menjadi pokok pembicaraan pada tulisan kali ini adalah tentang adab-adab terhadap karib kerabat.

Kita harus mengetahui adab-adab ini, sehingga kita dapat mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari. Semoga kita dapat mengamalkannya dengan ikhlas karena Allah yaitu hanya mengharapkan ganjaran-Nya semata.

Contoh beberapa adab kepada karib kerabat ini saya rangkum dari buku Adab & Akhlak Penuntut Ilmu, Pustaka At-Taqwa, cetakan yang pertama (Januari 2010/Muharram 1431 H).



diantara adab kepada kerabat karib dekat



Beberapa Adab Terhadap Karib Kerabat


Bahasan adab terhadap kerabat dekat ini ditulis oleh penulis pada bab 6.

Di sini penulis hafizhahullah menuliskan contoh adab beserta dalilnya.

Sebelum saya menulis kembali adab-adab yang terdapat dalam buku, ada baiknya kita mengetahui arti dan makna dari kerabat.

Makna kerabat


Kerabat berasal dari bahasa Arab, yaitu:

- القُرْبَى  (al-qurbaa) atau القَرَابَةُ  (al-qaraabatu)


Karib berasal dari bahasa arab, yaitu القَرِيْبُ (al-qariibu) artinya dekat.


Atau dengan kata lain karib kerabat itu adalah kerabat dekat.


Makna kerabat dalam hal ini adalah orang-orang yang memiliki kedekatan hubungan pada seseorang dari sisi kekeluargaan atau dari nasab keturunan baik dari pihak ibu maupun ayah.

Contoh kerabat adalah saudara, saudara kandung, bibi, paman, sepupu, dan seterusnya yang memiliki hubungan nasab.

Jadi sekarang kita telah tahu jika ada orang yang menyebut hubungan kerabat atau hubungan kekerabatan, itu artinya hubungan keluarga atau hubungan persaudaraan.

(Makna kerabat ini saya baca dari sumber: http://majalahsakinah.com/2013/02/menjadi-kerabat-terbaik/)


Kemudian, setelah mengetahui makna atau arti kerabat, maka kita harus mengetahui bahwa ada hak-hak kekerabatan.

Menunaikan hak-hak kekerabatan ini merupakan salah satu adab kepada kerabat.

Sekarang contoh adab terhadap karib kerabat akan saya tulis berupa poin-poin agar mudah untuk dibaca dan dipahami.

Berikut diantara adab-adab kepada karib kerabat:


1. Mengetahui hak kekerabatan yaitu menyambung silaturahim dan tidak boleh memutusnya.

Ada dua dalil dari hadits Nabi shallallahu 'alaihi wassalam yang shahih mengenai hal ini.

Dalil yang pertama adalah:

Hadits Nabi yang maknanya kurang-lebih adalah:
"Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung silaturahim."

Dalil yang kedua adalah:

Hadits Nabi yang maknanya kurang lebih adalah:
"Tidak masuk Surga orang yang memutuskan hubungan silaturahim."

Lihat teks arab dari hadits di atas pada halaman 71 buku ini.


Makna menyambung silaturahim

Menyambung silaturahim maksudnya adalah senantiasa berbuat baik (baik berupa kata-kata/ucapan/tulisan, berupa harta, berupa tenaga, dst) kepada kerabat sekalipun dia yang memutus silaturahim kepada kita.

Di dalam tulisan pada web http://tunasilmu.com/memaknai-silaturahmi/, dijelaskan bahwa silaturahim berasal dari dua kata, yaitu:

- shilah  ( صِلَةٌ ), yang artinya menyambung.

- rahim (رحم ), yang artinya rahim wanita. Bahasa kiasan untuk makna hubungan kerabat (hubungan satu rahim atau senasab).

Jadi silaturahim artinya menyambung hubungan kekerabatan atau menyambung hubungan dengan kerabat.

Sekarang kita lanjutkan dengan poin kedua.


2. Mengunjungi kerabat.

3. Memberikan hadiah kepada kerabat.

4. Berkata-kata yang baik dalam berinteraksi dengan kerabat.

5. Berwajah ceria (murah senyum) ketika bertemu dengan kerabat.

6. Bersabar atas gangguan kerabat, baik gangguan berupa kata-kata, ucapan, fisik, dan lainnya.

7. Memaafkan kesalahan kerabat.

8. Meminta maaf kepada kerabat jika kita berbuat kesalahan kepada kerabat.

9. Bersedekah kepada kerabat.

Apa itu sedekah yang paling utama? Jawabannya ada di dalam buku ini halaman 72 yaitu penjelasan dari hadits Nabi.

"Sedekah yang paling utama adalah sedekah kepada kerabat yang memusuhi kita (berbuat jahat kepada kita)."


10. Membantu kebutuhan kerabat bila mereka sedang memerlukannya.

11. Bersedekah kepada kerabat yang fakir dan miskin.

Di halaman yang sama, dijelaskan bahwa kita mendapatkan dua ganjaran dari Allah saat kita bersedekah kepada kerabat, yaitu ganjaran bersedekah dan ganjaran menyambung kekerabatan.

Lihat halaman 72 untuk melihat dalilnya dalam bahasa Arab.


12. Memperhatikan petunjuk Islam dalam tingkatan prioritas menyambung silaturahim, yaitu ibu, kemudian bapak, lalu nenek, kakek, bibi, paman, dan seterusnya, kemudian yang terdekat dari yang terdekat.

Itulah uraian penulis buku ini yaitu Ustadz Yazid hafizhahullah tentang beberapa adab terhadap karib kerabat.

Semoga kita dapat mengamalkannya.

Amalan yang diterima ada dua syarat, yaitu ikhlas mengharapkan ganjaran Allah dan mengikuti contoh yang dicontohkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Semoga amalan dan perbuatan baik kita kepada kerabat diterima oleh Allah Ta'ala.


0 comments:

Post a Comment