Anak anak usia dini sebenarnya memiliki cita-cita, namun dalam benaknya cita-cita merupakan suatu yang tidak nyata alias mereka belum mengetahuinya dengan jelas.

Tugas kita sebagai orang tua adalah memahamkan anak apa yang dimaksud cita-cita, menjelaskan tentang cita-cita, tentang harapan dan keinginan, setidaknya anak dapat membayangkan seperti apa nantinya ketika menjadi besar suatu hari nanti.

Ayah Bunda dapat merangsang agar anak mempunyai visi sejak kecil dengan bertanya, "nak besok kalau sudah besar ingin jadi apa?"

Saya yakin jawabannya akan mudah berubah, sesuai dengan apa yang ia sukai saat itu atau pengaruh yang ia dapat ketika itu.

Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin dewasa pemikirannya antara lain akibat memperoleh masukan dari lingkungan dan pengalaman, anak biasanya mulai berpikir jernih untuk menentukan cita-citanya.





Pengaruh cita-cita pada anak


Anak yang sejak dini sudah mempunyai cita-cita akan memiliki pengaruh kuat pada kepribadiannya.

Jika seorang anak memiliki suatu contoh di lingkungannya atau idolanya, maka anak cenderung meniru idolanya. 

Jika idolanya adalah tokoh yang baik, maka itu akan mempunyai pengaruh positif bagi anak, sebaliknya jika role modelnya adalah tokoh yang tidak baik, maka ia akan berdampak negatif pada anak.

Jadi, ayah bunda harus memberikan kisah-kisah teladan Nabi, sahabat Nabi, para salaf yang shalih, agar anak mengenal mereka. Jika sudah kenal, maka motivasi mereka agar semangat mengikuti amal baik mereka.

Faktor yang mempengaruhi cita-cita anak


1. Nilai-nilai pendidikan yang diberikan ayah dan ibunya.

Ayah ibu yang menanamkan nilai-nilai kebaikan, maka nilai-nilai tersebut akan dibawa dari kecil sampai ia dewasa.

Dari akumulasi nilai-nilai itu, terbentuklah keinginan dan cita-cita mereka.


2. Contoh ibu dan bapak

Sebagai panutan anak di rumah, ibu dan bapak memegang peranan penting dalam membentuk cita-cita anak.

Anak meneladani orang tua mereka, mereka akan melihat bagaimana bapak dan ibu mereka melakukan usaha dalam mencapai tujuan.

Pola asuh dengan keteladanan inilah yang sangat berperan dalam membentuk kepribadian anak.


3. Paparan dari lingkungan

Lingkungan terdekat anak adalah orang tua mereka. Jika orang tua memberikan paparan tentang berbagai jenis peran, profesi, jabatan, dan bagaimana seseorang dapat memberi manfaat kepada orang lain melalui keterampilan yang ia punya, maka mereka akan mempunyai gambaran.

Seiring dengan berjalanannya waktu, mereka akan menemukan passion yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Memang pada awalnya, anak terlihat berubah-ubah minatnya, namun seiring dengan perkembangan pemikiran, pengalaman, dan lingkungan, mereka akan terlihat fokus pada bidang yang ia minati.

Yang menjadi perhatian orang tua saat ini adalah bagaimana memberikan informasi (paparan) sebanyak-banyaknya berbagai peran manusia di dalam masyarakat, memberikan informasi berbagai macam skill atau keterampilan, sehingga anak kaya akan pengalaman.


4. Cermatnya mengamati potensi, minat, dan bakat, anak.

Orang tua yang jeli dalam melihat potensi yang dimiliki anak, mempunyai peluang besar untuk melatih anak dengan fokus dalam hal tersebut sehingga anak dapat meraih prestasi yang baik di bidangnya.


Langkah-langkah orang tua dalam mendukung cita-cita anak


1. Biarkan anak menjadi diri mereka sendiri.

Jangan paksa anak mengikuti kehendak orang tua. Orang tua yang baik adalah orang tua yang melihat potensi (minat dan bakat), menemukenali tipe kecerdasan anak, kemudian setelah menemukannya,  orang tua mengarahkan anak dan mengasah keterampilan di bidang yang ia minati.

Informasi tentang tipe kecerdasan, dapat dibaca di sini: http://katakatamanfaat.blogspot.com/2017/11/kenali-dan-fokus-dengan-gaya-belajarmu.html

Modalitas belajar dan tipe belajar : http://blog.kioswafeeq.com/konsep-gaya-tipe-modalitas-belajar/


2. Memberikan dukungan anak untuk menekuni apa yang diminatinya.

Memberi dukungan dapat berbentuk memberikan fasilitas, memberinya lingkungan yang kondusif bagi nya, dan seterusnya.


3. Dialog dan diskusi dengan anak

Berdiskusi dengan anak dalam rangka mengarahkannya agar ia dapat mengetahui jalan-jalan untuk mencapai tujuan cita-citanya.


Setelah membaca artikel ini, kami harap ayah bunda mendapat inspirasi untuk mengenalkan dan memahamkan tujuan atau cita-cita kepada anak.


Sumber:
Buku Memahami cita-cita anak
Yulianti Siantayani, M.Pd.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Kementerian Pendidikan Nasional
2011




0 comments:

Post a Comment