Mungkin anda sudah tahu dengan learning style atau gaya belajar. Setiap orang mempunyai gaya belajarnya sendiri. Seseorang bisa belajar secara nyaman dan efektif dengan mendengarkan penjelasan seseorang, orang yang lain belajar dengan nyaman dengan membaca buku teori, yang lainnya belajar dengan asyik melalui diagram seperti mind-mapping, gambar, dan seterusnya.
Sebagai mahasiswa, pastinya sudah harus tahu gaya belajar anda. Jika belum mengenali atau menemukan gaya belajar yang pas, maka tulisan ini semoga membantu anda untuk sukses dalam studi di bangku universitas melalui penerapan gaya belajar yang sesuai dengan kesukaan anda.
Di setiap gaya belajar terdapat sisi plus dan minus. Tidak ada "benar/baik" atau "salah/buruk" dalam pemilihan gaya belajar yang cocok dengan anda. Intinya adalah pemanfaatan semaksimal mungkin tipe/cara belajar yang nyaman bagi anda.
==================================
Lihat tips sukses kuliah seri 1 di sini:
http://katakatamanfaat.blogspot.com/2017/11/4-langkah-proses-belajar-tips-sukses-kuliah.html
==================================
Howard Gardner menjelaskan kepada kita tentang multiple intelligences berdasarkan beberapa tipe kecerdasan, yaitu:
1. Verbal => menyukai dan ahli kata-kata
2. Logical => menyukai matematika atau problem solving
3. Visual => menyukai gambar dan spatial relationship
4. Kinesthetic => menyukai aksi (body movement)
5. Rhytmic => menyukai musik, rhymes
6. Interpersonal => menyukai group work
7. intrapersonal => menyukai indepencence / mandiri
8. Naturalist => menyukai nature
Dari delapan kecerdasan ini dapat dilakukan pendekatan cara belajar bagi setiap orang yang suka atau minat terhadap satu atau beberapa hal di atas.
VARK approach dalam gaya belajar
Pendekatan gaya belajar lainnya adalah gaya belajar yang fokus akan satu atau gabungan dari VARK (Visual, Aural, Reading/Writing, Kinesthetic).
Sebagaimana pendekatan Gardner, setiap tipe mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu:
1. Visual learner: menyukai belajar melalui gambar, chart, diagram, dll.
2. Aural learner: menyukai belajar melalui mendengar penjelasan orang, baik langsung atau melalui media audio lainnya.
3. Reading/writing learner: menyukai belajar melalui tulisan atau bacaan.
4. Kinesthetic learner: menyukai belajar melalui aksi, melakukan sesuatu atau mencoba sesuatu, dan seterusnya.
Adaptasi atau melakukan variasi gaya belajar
Sebagai mahasiswa anda seharusnya bisa adaptasi dengan gaya belajar lain atau dapat melakukan variasi atau menggabung beberapa gaya belajar. Contohnya: anda menyukai belajar dengan tipe kinesthetic, namun di sisi lain anda juga harus bisa melakukan verbal learning seperti menulis paper, membaca textbook, dan seterusnya.
Gaya belajar atau skill yang mahasiswa harus punyai
1. Reading
Kemampuan membaca itu penting untuk mahasiswa karena hampir di setiap kelas pasti ada tugas baca jurnal, textbook, laporan, dan lainnya.
Contoh aktivitas gaya belajar reading/writing:
- Menggarisbawahi (highlight) ide pokok dari setiap paragraf.
- Meringkas sendiri dengan versi anda materi yang ada di textbook.
Contohnya: dalam bentuk chart, mind-mapping, diagram panah, kalimat/frase pendek, dan sebagainya.
- Membaca materi dari sumber yang lain, seperti buku bacaan lain, internet, dan lainnya.
Jika anda seorang yang bertipe kinesthetic atau auditory, maka adaptasi dengan aktivitas belajar dengan gaya reading ini. Berlatih dan melakukan pembiasaan sehingga menjadi terampil.
2. Listening
Disamping reading, kemampuan listening harus dimiliki oleh mahasiswa. Mengapa? karena sebagian besar waktu belajar mahasiswa di kampus diisi oleh aktivitas ini di kelas, seperti: mendengarkan penjelasan dosen di kelas.
Contoh dan tips aktivitas listening agar sukses dalam memahami materi:
- Duduk di dekat dosen memberikan penjelasan agar suara terdengar dengan baik.
- Dengar dengan seksama, catat informasi dengan efektif dan efisien.
- Review dan recall informasi tersebut pasca kuliah.
- Diskusi dengan teman anda, coba dengarkan dengan baik penjelasan mereka dan berusaha memahami.
- Jika dibolehkan merekam audio oleh dosen, maka rekam penjelasannya, bisa dengan hape, tape recorder, atau yang lainnya. Setelah itu review atau dengarkan lagi pasca pelajaran.
- Tanya dosen segera jika anda tidak dapat memahami atau menangkap apa yang sedang dijelaskannya.
3. Seeing
Kemampuan seeing ini juga harus dimiliki oleh mahasiswa karena banyak pembelajaran di kampus menggunakan metode mendemonstrasikan sesuatu (seperti cara kerja, implementasi sebuah prosedur, dan lain lain) atau melakukan sesuatu yang mahasiswa harus amati untuk mendapatkan kesimpulan atau mendapatkan informasi.
Tips untuk memaksimalkan kemampuan seeing:
- Amati dan observasi dengan baik ketika guru/dosen mendemonstrasikan aktivitas atau cara kerja tentang sesuatu.
- Mencoba memahami dengan menggunakan kalimat versi anda sendiri ketika ditunjukkan sebuah bagan, diagram, chart, gambar, video, dan seterusnya.
- Lakukan pencatatan dengan efektif dan efisien ketika melihat objek pembelajaran.
- Jika dibolehkan oleh dosen untuk merekam dalam bentuk video, silakan record video dengan menggunakan hape, video recorder, dan lainnya.
- Review ulang video rekaman pembelajaran tersebut untuk lebih memahami materi.
4. Doing
Untuk mahasiswa di bidang science, teknik, kedokteran dan lainnya, skill doing ini sangat penting.
Sebagian besar mahasiswa jurusan yang disebutkan di atas belajar melalui hands-on practicing, praktikum di lab, kerja kelompok di luar kelas, dan seterusnya.
Jadi anda harus bisa beradaptasi dengan gaya belajar doing ini.
Tips untuk memaksimalkan hasil dari gaya belajar doing ini:
- Usahakan menggabungkan beberapa sense (audio, visual, kinestetik, dst) dalam aktivitas pembelajaran.
Contoh: ketika membaca, coba bayangkan inti materinya dalam bentuk visual (diagram), rasakan seakan-akan anda menyentuhnya/merasakannya, dan membayangkan anda melakukan sebuah percobaan sederhana terhadapnya.
- Ketika review materi, coba lakukan seakan-akan anda di depan kelas, lalu mengajarkan materi tersebut seperti dosen mengajarkan materi kepada anda di kelas.
- Ketika membaca, maksimalkan body movement, seperti melakukan take note (catatan) dengan meringkas bacaan pada lembar kertas lain, membaca dengan keras sehingga terdengar oleh anda sendiri, dan seterusnya.
- Diskusi dengan teman dan bahas suatu materi lengkap dengan pembicaraan, percobaan, dan seterusnya.
5. Feeling
Feeling learner fokus pada menghubungkan perasaan dari sisi emosional terhadap suatu informasi.
Jika mahasiswa membaca textbook yang tebal, biasanya akan merasa cepat bosan jika membaca textbook dengan cara konvensional. Maka diperlukan kreativitas dalam membaca textbook yang tebal ini, yaitu hubungkan feel atau rasa atau emosi dari informasi yang dibaca pada buku tersebut.
Contohnya:
- Hubungkan emosi pada bacaan misalnya ketika membaca buku pelajaran sejarah, bayangkan anda berada di masa itu, bagaimana rasanya anda hidup di zaman yang sulit itu, apakah anda dapat keluar dari kesulitan sebagaimana tokoh sejarah itu mengatasi kesulitannya, dan seterusnya.
- Ketika membaca literatur sains, bayangkan anda menjadi penemunya, ada perasaan bangga menemukan suatu ilmu, anda bayangkan proses dari awal penelitian sampai menemukan kesimpulan, begitu susahnya namun anda tetap konsisten pada penelitian anda, dan akhirnya masyarakat mengakui dan memanfaatkan penemuan anda.
- Katakan pada dosen anda, anda sangat antusias dalam belajar materi atau subjek ini.
- dan lainnya.
Kesimpulan
1. Setiap orang mempunyai kecenderungan atau minat pada suatu gaya belajar.
2. Sebagai mahasiswa anda harus dapat beradaptasi dengan gaya belajar lainnya.
3. Kenali dan temukan gaya belajar anda, lalu fokus dengan gaya belajar tersebut agar hasil belajar maksimal.
4. Namun sebagai mahasiswa anda juga harus dapat belajar dengan tipe yang berbeda karena aktivitas pembelajaran di kampus itu beragam dan anda harus dapat mengikuti dengan baik.
Lihat tips sukses kuliah yang ketiga
0 comments:
Post a Comment