Dalam kisah ini, diceritakan tentang keajaiban sebagai balasan yang disegerakan di dunia disamping ganjaran yang didapat di akhirat.
Bagaimana kisahnya? Silakan baca kisah di bawah ini:
Kisah nyata pertama:
Dua orang yang shalih nan jujur, pada akhirnya mereka berbesan karena anak mereka menikah. Bagaimana bisa terjadi, simak cerita yang bersumber dari hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu.
Terdapat seorang lelaki. Ia membeli tanah dari seseorang. Setelah membeli, tiba-tiba si pembeli menemukan sebuah guci yang didalamnya terdapat emas.
Maka iapun berkata kepada penjual,"Ambillah emasmu dariku, sebab aku hanya membeli tanah perkebunan ini saja, tidak membeli emas".
Sipenjual menjawab,"Aku menjual tanah ini berikut dengan apa-apa yang ada di dalamnya.
Akhirnya, mereka datang ke orang alim dan meminta keputusan kepadanya.
Orang itu berkata kepada mereka,"apakah kalian berdua memiliki anak?".
Salah seorang dari mereka berkata,"aku memiliki seorang anak laki". Yang satunya berkata,"aku memiliki seorang putri".
Orang alim itu berkata,"Nikahkanlah putramu dengan putrinya dan nafkahkanlah kepada keduanya dari emas itu dan sedekahkanlah kalian daripadanya".
=========
Akhir cerita.
Maa syaa Allah.... Sebuah kisah yang inspiratif. Idealnya seorang ayah yang salih, dia akan mendidik anak-anaknya menjadi anak yang salih. Di dalam surat al-kahfi juga diceritakan bahwa dengan sebab ayah yang salih, maka keturunannya dijaga oleh Allah Ta'ala.
Lelaki salih adalah untuk wanita shalihah. In syaa Allah mereka akan menghasilkan keturunan yang shalih karena idealnya mereka akan mendidik anak-anaknya menjadi shalih pula.
Dengan sebab kejujuran si pembeli dan si penjual, anak-anak mereka dapat menikah dan mendapatkan harta berupa emas.
Kejujuran dan amanah yang di zaman sekarang ini berharga mahal, dan hanya orang-orang yang diberikan hidayah taufiq dari Allah yang memilikinya. Semoga kita dikaruniai Allah sifat jujur dan amanah.
Kisah Nyata kedua:
Kisah tentang buah dari kejujuran dan amanah ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Ahmad, dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Abu Hurairah radhiallahu 'anhu.
Ada seorang laki-laki dan Bani Israil yang ingin berhutang sebesar 1000 dinar dari temannya.
Lalu orang yang menghutanginya berkata,"datangkanlah beberapa orang saksi agar mereka menyaksikan hutangmu ini".
Orang yang ingin berhutang menjawab,"cukuplah Allah sebagai saksi bagiku."
Yang menghutanginya berkata lagi,"datangkanlah seseorang yang menjadi penjaminmu."
Dijawab,"Cukuplah Allah yang menjaminku."
Orang yang menghutangi berkata,"Engkau benar!" Maka uang seribu dinar diserahkan kepadanya untuk dikembalikan (dibayar) pada waktu yang telah disepakati bersama.
Kemudian orang yang berhutang pergi berlayar.
Sampailah ia ke negeri seberang. Setelah lama beliau mencari kapal yang dapat mengantarkannya pulang karena hutangnya telah jatuh tempo. Namun sayang, ia tidak mendapatkan kapal untuk berlayar.
Maka ia mengambil kayu, kemudian ia lubangi dan dimasukkannya uang 1000 dinar kedalamnya beserta surat kepada orang yang menghutanginya. Kemudian ia meratakan dan memperbaiki letaknya agar aman dari air.
Selanjutnya, ia pergi ke pantai dan berkata,"Ya Allah sungguh Engkau telah mengetahui bahwa aku meminjam uang kepada fulan 1000 dinar. Ia meminta seorang penjamin, dan aku katakan cukuplah Allah yang menjadi penjamin, dan ia rela dengannya. Ia juga memintaku beberapa saksi, aku katakan kepadanya bahwa cukuplah Allah menjadi saksi, dan ia rela dengannya. Sungguh aku telah berusaha keras untuk mendapatkan kapal untuk membayar hutang kepadanya, tetapi aku tidak mendapati kapal. Karena itu, aku titipkan ini (kayu yang berisi uang 1000 dinar dan surat) kepada Mu." Lalu ia melemparkan kayu itu ke laut sehingga tampaklah olehnya kayu itu terapung-apung di lautan, setelah itu iapun pulang.
Pada waktu tempo pembayaran hutang, orang yang memberi hutang mencari kapal yang datang ke negerinya. Maka ia datang ke pantai barangkali ada kapal yang membawa titipan uangnya.
Setelah menunggu beberapa saat, tiba-tiba ia melihat kayu dan mengambilnya untuk dijadikan sebagai kayu bakar untuk istrinya. Iapun ingin memotongnya, namun ketika ia membelah kayu tersebut, ia mendapatkan uang 1000 dinar berikut sepucuk surat.
Pada waktu berikutnya, akhirnya orang yang berhutang mendapatkan kapal dan datang ke si pemberi hutang. Orang yang berhutang ini membawa 1000 dinar dan berkata,"Demi Allah, aku terus berusaha untuk mendapatkan kapal agar bisa sampai kepadamu untuk membayar hutang, namun aku sama sekali tidak mendapatkannya." "Sekaranglah aku dapat mengunjungimu untuk membayar hutangku."
Orang yang menghutanginya berkata,"Bukankah engkau telah mengirimkan uang itu dengan sesuatu?" Ia menjawab,"Bukankah aku memberitahukanmu bahwa aku tidak mendapatkan kapal sebelum yang aku tumpangi sekarang?"
Si pemberi hutang menjawab,"Sesungguhnya Allah telah menunaikan apa yang engkau kirimkan kepadaku melalui kayu. Karena itu bawalah uang 1000 dinarmu kembali dengan beruntung!"
==============
Akhir cerita.
Allahu Akbar!... Maa syaa Allah....
Begitu menakjubkan kisah nyata ini, ini adalah buah dan hasil dari amanah dan kejujuran dari si peminjam dan orang yang meminjamkan hutang.
Buah dari tawakkal dan menggantungkan semua hal kepada Allah semata, maka Allah jadikan kayu yang terapung di lautan itu sampai kepada si pemilik harta.
Begitu jujurnya si pemberi hutang, ia berkata benar dan jujur bahwa ia telah menerima uang yang dikirim kepadanya di dalam kayu.
Inilah keajaiban dan membuat kita takjub dan semakin yakin bahwa pertolongan Allah itu benar adanya dan Allah menolong hambaNya yang salih, jujur dan amanah.
Sebuah sifat langka di akhir zaman ini dimana kebanyakan orang dikuasai oleh keserakahan materi, kecuali orang yang diberi hidayah taufiq oleh Allah.
Mari berdoa sekali lagi semoga Allah memberikan sifat amanah dan jujur pada kita. Aamiin..
0 comments:
Post a Comment