Kali ini kita belajar dari kisah Nabi Musa dan Khidir ‘alaihumassalam tentang pengaruh amal shalih dan kebaikan orang tua terhadap anak terutama pada kehidupannya di dunia dan di akhirat.
Kebaikan dan keshalihan orang tua memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan anak-anak dan kebaikan mereka. Hal ini juga bermanfaat bagi kehidupan mereka di dunia dan di akhirat.
Keberkahan amal shalih yang dilakukan orang tua dan pahala yang Allah limpahkan kepadanya, bisa jadi akan dinikmati oleh anak-anaknya dalam bentuk Allah memperbaiki anak-anaknya, Allah menjaga dan melindungi mereka, serta melapangkan rezeki mereka.
Sebaliknya amal buruk dan perbuatan dosa yang dilakukan oleh orang tua memiliki dampak negatif terhadap kehidupan anak.
Akibat buruk yang timbul dari perbuatan buruk dan hukuman dari Allah yang ditimpakan kepada orang tua, bisa jadi juga menimpa kepada anak-anak mereka. Bisa dalam bentuk penyimpangan, pembelotan anak dari jalan kebenaran, dalam bentuk penyakit, dan berbagai macam problematika hidup yang anak-anak hadapi.
Setelah mengetahui dampak amal perbuatan orang tua terhadap anak mereka, maka hendaknya orang tua memperbanyak amal kebaikan.
Kisah Nabi Musa dan Khidir yang terkait tentang perlindungan Allah kepada anak yang memiliki orang tua yang shalih
Nabi Musa dan Khidir melewati sebuah negeri, lalu keduanya menemukan sebuah rumah yang hampir roboh tiangnya. Khidir menegakkan tiang itu kembali. Setelah itu Nabi Musa berkata,
”Jikalau engkau mau, niscaya engkau mengambil upah untuk ini” (Al-kahfi:77).
Apa Jawab Khidir? Beliau menjawab,
”Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya terdapat harta simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih…. (Al kahfi:82)
Maka perhatikanlah bagaimana Allah menjaga harta anak yatim tersebut dengan sebab kebaikan dan keshalihan orang tuanya.
Pengaruh keshalihan orang tua terhadap pendidikan anak
Setelah kita membaca kisah Nabi Musa dan khidir ‘alaihumassalam tentang bagaimana Allah menjaga anak dengan sebab amal shalih kedua orang tuanya, maka sepatutnya kita sebagai orang tua mulai sekarang memperbaiki diri, bertaubat dari dosa, dan banyak berbuat kebaikan.
Dari tulisan sebelumnya, kita mengetahui bahwa hidayah taufiq hanya milik Allah. Oleh karena itu, perbanyaklah doa untuk kebaikan anak-anak di dunia dan di akhirat, dan Allah memudahkan kita untuk mendidik anak menjadi anak shalih.
Dengan demikian adalah merupakan sebuah kewajiban bagi orang tua untuk menumbuhkan ketakwaan kepada Allah dan banyak melakukan amal shalih sehingga Allah Ta’ala menerima segala permohonan yang dipanjatkan untuk kebaikan anak-anaknya.
Seharusnya orang tua membersihkan makanan, minuman, dan pakaian mereka (mencari sumber yang halal), sehingga ketika orang tua tersebut mengangkat kedua tangan dan berdoa kepada Allah dalam keadaan jiwa yang bersih dan suci. Dengan begitu, semoga Allah mengabulkan permohonan para orang tua untuk anaknya tercinta.
Contoh dari generasi salaf terkait dengan hal keshalihan dan pendidikan anak
Diriwayatkan dari sebagian salaf bahwa dia berkata kepada anaknya,”wahai anakku, sungguh aku akan menambah shalat sunnah yang aku lakukan demi kebaikanmu”.
Sebagian ulama berkata,”maksudnya adalah aku akan memperbanyak shalat dan kemudian berdoa untukmu di dalam shalat tersebut” (1)
Kesimpulan untuk bahan renungan, ternyata kebaikan dan amal shalih orang tua serta ketakwaan orang tua sangat berpengaruh bagi pendidikan anak dan kehidupan anak.
Maka sebagai orang tua, kita harus meningkatkan ketakwaan kepada Allah dan banyak berdoa untuk kebaikan anak-anak di dunia dan di akhirat.
Arti taqwa adalah menjalankan apa-apa yang diperintahkan Allah, dan menjauhi apa-apa yang dilarang Allah.
Sumber:
(1) Buku Anakku! Sudah tepatkah pendidikannya
Penerbit Pustaka Ibnu katsir tahun 2009
Halaman 35
0 comments:
Post a Comment