Nah, setelah mengetahui ciri dan sifat orang yang mempunyai kreativitas tinggi, saya yakin Ayah Bunda akan selalu berusaha untuk menstimulasi diri dan anak-anak untuk menjadi orang kreatif, setidaknya berusaha untuk mempraktekkan sifat dan ciri-ciri tersebut.
Ada tiga aktivitas atau proses menuju kreativitas pada anak-anak, yaitu:
1. Suka meneliti dan selalu ingin tahu.
Aktivitas ini sangat penting bagi kreativitas karena aktivitas ini adalah pengantar menuju kreativitas. Pada masa kanak-kanak, aktivitas ini dimulai dengan pertanyaan yang sering muncul dari setiap pembicaraan mereka seperti,"apa ini?"
Hal ini dikarenakan anak-anak selalu mencermati hal di sekitarnya, terutama hal yang nampak baru baginya dan menarik perhatiannya.
Sebagai orang tua, kita harus selalu konsisten merespon dengan positif pertanyaan mereka.
2. Bermain
Aktivitas bermain adalah aktivitas utama pada anak-anak. Jika ada permainan baru, mereka menggunakan segenap perasaannya dalam menghimpun berbagai pengetahuan tentang hal baru tersebut. Mereka akan memperhatikan dan mencermati apa yang bisa terjadi dengan permainan baru tersebut.
Melewati momen di atas, maka anak-anak akan mulai "tenggelam" dan menyibukkan diri dengannya. Ia akan mencoba dan menemukan hal baru pada permainan tersebut.
Jadi jangan kaget, biasanya anak-anak jika dibelikan mainan baru (mobil-mobilan misalnya), mereka akan mencoba melihat, memegang, menjalankan, melepaskan satu persatu komponen mobil seperti ban untuk bereksperimen, dan akhirnya tidak lama mainan baru tersebut sudah tidak "berbentuk" lagi atau rusak.
Sebagai orang tua yang sudah tahu informasi ini, sebaiknya tidak marah membabi buta jika anak merusak mainannya, sebab momen ini adalah kesempatan yang sangat baik dalam mencoba, melatih keterampilan, kemampuan dasarnya, bereksperimen, dan aktivitas perangsang kreativitasnya.
3. Berkreasi
Tingkatan aktivitas ini dicapai setelah berhasil melewati aktivitas-aktivitas di atas. Aktivitas berkreasi ini merupakan hasil dari pemikiran, observasi, eksperimen, latihan, permainan, dan seterusnya sehingga anak-anak dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat serta dapat menciptakan solusi bagi permasalahan yang dihadapinya.
Macam-macam stimulasi yang merupakan pengantar menuju kreativitas
Salah satu stimulasi yang sangat penting untuk membangkitkan kreativitas dan inovasi adalah stimulasi otak. Stimulasi otak adalah merupakan latihan spontanitas yang teratur.Tujuan stimulasi otak adalah membantu menumbuhkan keaslian berpikir dan membantu menciptakan solusi-solusi dalam berbagai permasalahan tertentu dengan alat bantu.
Adapun syarat dalam melakukan simulasi otak adalah:
1. Anda sebagai orang tua tidak boleh memberikan penilaian atau kritik terhadap pemikiran-pemikiran yang tercetus dari anak-anak.
Apa gunanya? Hal ini dilakukan dengan maksud agar anak tidak malu mengungkapkan idenya dan lebih perhatian serta fokus untuk memaparkan ide dan pemikirannya daripada memikirkan kritikan kepadanya.
2. Orang tua harus memberikan semangat kepada anak-anak untuk mengusulkan solusi yang lebih banyak.
3. Orang tua dan anak harus memegang pikiran dan ide serta mengembangkannya.
4. Orang tua dan anak harus memiliki kesiapan yang memadai untuk melakukan latihan dan stimulasi otak.
5. Memberikan penghargaan secara khusus atas kreasi-kreasi yang dibuat oleh anak-anak.
6. Menyemangati anak untuk menjaga pemikiran dan idenya, misalnya ditulis di dalam buku harian, kertas khusus, blog atau website, dan seterusnya.
7. Harus mencegah anak-anak untuk menilai dirinya sendiri dengan penilaian negatif (negative thinking).
8. Tidak boleh memaksakan kepada anak-anak untuk menggunakan suatu gaya berpikir tertentu dalam menyelesaikan permasalahan atau dalam menghadapi situasi tertentu.
Cara stimulasi otak agar anak kreatif
Ada beragam cara agar meningkatkan kreativitas anak, salah satunya dengan stimulasi otak untuk membangkitkan kreativitas sejak dini.Adapun cara stimulasi otak adalah:
1. Pertama kali adalah menyemangati anak-anak dan membuat atmosfer yang mendukung sehingga mereka dapat berpikir menurut kemampuannya dengan pola pikir yang berbeda dengan sebelumnya melalui imajinasi mereka.
2. Menciptakan situasi-situasi yang dapat mempengaruhi kreativitas anak, contohnya: membaca sebuah buku dengan tema tertentu, lalu berdiskusi mengenai isi dan pemikiran-pemikiran yang terdapat dalam buku tersebut, membuka dialog dengan mereka, menjawab pertanyaan yang dilontarkan anak-anak.
3. Dapat menggunakan alat-alat dalam stimulasi otak, misalnya dengan alat mekanik atau dengan alat-alat atau aktivitas yang disukai anak-anak. Dari sinilah anak-anak mulai mengenai alat-alat , namanya, bentuknya, fungsinya, cara penggunaannya, membongkar dan memasangnya kembali.
4. Melatih sejak dini dalam mengatasi berbagai problematika , contohnya: ketika anak kesulitan memasukkan dan merangkai tali sepatu pada sepatunya, hendaknya orang tua jangan langsung mengambil alih untuk merangkaikannya melainkan orang tua harus menyemangatinya dan merangsang pikirannya untuk menyelesaikan permasalahannya.
5. Membiasakan anak-anak untuk mengenal keluarganya, temannya, sarana pengetahuan, sarana ilmiah, lingkungannya melalui aktivitas yang menyenangkan mereka seperti bermain, bercerita, berdialog, dan seterusnya.
6. Membiasakan anak-anak untuk berpikir ilmiah di dalam keseharian, misalnya: metode atau proses dalam menyusun aktivitas, seperti pertama kali yang harus diketahui adalah tujuan akhir, lalu dari tujuan akhir itu dipilah-pilah aktivitas sederhana yang menunjang tujuan akhir tersebut. Jadi anak sudah terbiasa menyusun aktivitas yang terarah dan teratur.
7. Membiasakan melakukan pertanyaan terhadap sesuatu yang membuatnya tertarik, seperti apa..., kapan... dimana.... siapa.... untuk apa.... bagaimana.... dan seterusnya. Kemudian melatih mereka mencari jawaban secara mandiri dengan melihat katalog dan daftar isi buku, jurnal ilmiah, search engine (google atau bing), dan lain lain.
Contoh:
Jika anak melihat tools atau alat pertanian, maka rangsanglah anak untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan.
Apa ini?
Apa nama alat ini?
Dimana bisa saya temukan alat ini?
Disaat kapan saya bisa memakai alat ini?
Untuk apa alat ini?
Bagaimana cara menggunakan alat ini?
Adakah alat lain yang bisa digunakan jika alat ini tidak ada?
Dan seterusnya.
8. Menciptakan rasa suka dengan aktivitas ilmiah. Misalnya: membaca, mencatat, mengutip, mencari, mengamati, melakukan pertanyaan, menjawab, meneliti, membuat sesuatu, memaparkan ide, menulis, membuat dokumentasi, melakukan kritik, mendengar, menerima saran, berpikir, mencari, mencoba sesuatu, melakukan eksperimen, menguji pemikiran, melakukan hipotesis, membuat kesimpulan, membaca data, mengolah data, kerja sama tim (team work), dan seterusnya.
9. Melatih kepekaan anak-anak terhadap lingkungan di sekitarnya. Jika sudah ada rasa kepekaan terhadap permasalahan di lingkungan dekatnya, maka orang tua harus menyemangati agar mereka mencari solusinya.
10. Menciptakan lingkungan yang membantu meningkatkan kreativitas.
11. Jauhkan anak-anak dari rasa malas, tidak melakukan hal yang bermanfaat di waktu luang. Orang tua harus mengajaknya beraktivitas seperti permainan yang menggerakkan pikiran, atau aktivitas gerak lainnya.
12. Membiarkan anak-anak berpikir dari sisi lain pada suatu peristiwa. Jangan matikan imajinasi mereka dengan mematahkan pemikiran mereka.
Kesimpulan
Kesimpulan dari tulisan ini adalah ada banyak cara yang dapat diusahakan orang tua agar anaknya kreatif.
Salah satunya dengan aktivitas stimulasi terutama stimulasi otak. Stimulasi otak disini maksudnya adalah melatih daya pikir mereka dengan berbagai macam aktivitas yang telah diuraikan di atas.
Semoga Ayah Ibu semua dapat memahami cara stimulasi anak agar kreatif dan menerapkannya di rumah bersama anak-anak.
Semoga Ayah Ibu semua dapat memahami cara stimulasi anak agar kreatif dan menerapkannya di rumah bersama anak-anak.
Sumber:
Terjemahan buku
Judul Mengembangkan kreativitas anak
Karya Syaikh Amal Abdus Salam Al-Khalili
Penerbit Pustaka Al Kautsar
Cetakan tahun 2005
http://katakatamanfaat.blogspot.com/2016/05/sifat-anak-yang-kreatif.html
0 comments:
Post a Comment