Seirama dengan semangat dibuatnya blog ini, yaitu menyebarkan kumpulan kata-kata bermakna dan bermanfaat, kali ini saya ingin menulis ulang sebuah kisah nyata tentang kejujuran. Sebuah kisah kejujuran yang mengharukan, yang terjadi di sekitar tahun 500 Hijriah.

Salah satu contoh cerita motivasi tentang kejujuran ini diambil dari buku terjemahan yang berjudul Kisah-kisah kesabaran para ulama yang paling unik dan inspiratif. Buku ini diterbitkan oleh Zamzam, cetakan tahun 2012. Judul asli buku ini adalah Shafahat min Shabril 'Ulama' karya syaikh Abdul Fattah.

Di dalam buku ini, judul kisah nyata ini adalah Kelaparan Abu Bakar Muhammad Al Bazzaz yang dibalas dengan kemakmuran harta. Kisah nyata yang mengharukan dan inspiratif ini ada pada halaman 129.

Langsung saja kita simak kisah mengharukan tentang kejujuran ini. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kisah nyata dari generasi terdahulu ini.

berkahnya harta akibat dari kejujuran


Kisah nyata tentang kejujuran dari generasi terdahulu


Al-hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah menguraikan tentang biografi Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi Al-Bazzaz Al-Anshari (wafat tahun 535 H). Ibnu Rajab berkata tentang beliau di dalam kitabnya Dzailu thabaqatil hanabilah, I:196.

Dari Syaikh Shalih Abul Qasim Al-khazzaz, beliau mendengar Abu Bakar Muhammad Al Bazzaz bercerita:

Aku pernah tinggal di Makkah. Pada suatu hari, aku ditimpa kelaparan yang sangat. Aku tidak memiliki apapun untuk melawan rasa lapar. Kemudian aku menemukan sebuah kantong sutra yang terikat dengan tali yang talinya itu terbuat dari kain sutra pula. Akupun mengambilnya dan membawanya pulang ke rumah. Lalu aku membukanya dan ternyata isinya adalah sebuah kalung mutiara yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

kisah nyata kejujuran yang mengharukan dan inspiratif


Akupun keluar, dan mendengar ada seorang yang lanjut usia yang tengah mencari kalung itu. Ia membawa kantong yang berisi 500 dinar. Ia berkata,"Kantong yang berisi 500 dinar ini adalah hadiah bagi siapa saja yang mengembalikan kantongku yang berisi mutiara". Aku membatin,"aku sedang butuh dan lapar". Aku akan mengambil dinar tersebut dan memanfaatkannya. Aku akan mengembalikan kantong mutiara tersebut kepadanya.

Aku berkata kepadanya,"kemarilah bersamaku". Aku membawanya ke rumahku. Ia menyampaikan ciri-ciri kantong tersebut, tali pengikatnya, dan mutiara yang berada di dalamnya. Maka aku mengeluarkan kantong itu dan mengembalikan kepadanya. Ia menyerahkan 500 dinar kepadaku, tetapi aku tidak mau mengambilnya. Aku berkata,"Aku harus mengembalikannya kepadamu, dan tidak akan mengambil upah". Ia berkata kepadaku,"Kamu harus menerimanya". Ia terus mendesakku, tetapi aku tetap menolaknya. Maka, iapun meninggalkanku dan pergi.

Selanjutnya, aku pergi meninggalkan kota Makkah. Aku mengarungi lautan. Tiba-tiba, perahu kami pecah, dan para penumpangnya tenggelam. Harta mereka musnah. Aku selamat dengan berpegangan pada pecahan kayu perahu tersebut. Aku terombang-ambing di lautan untuk beberapa waktu. Akhirnya aku terdampar di sebuah pulau yang ada penduduknya. Aku singgah di sebuah masjid. Orang-orang mendengarku membaca Al-Qur'an. Semua orang yang tinggal di pulau tersebut mendatangiku dan berkata,"Ajarilah aku membaca Al-Qur'an". Maka akupun mendapatkan banyak harta dari mereka.

kisah nyata tentang tawakkal yang berbuah banyaknya harta


Di masjid itu aku melihat beberapa lembar kertas mushaf. Aku mengambil dan membacanya. Orang-orang bertanya kepadaku,"Anda bisa menulis?". "Iya", jawabku. "Ajarilah kami menulis", kata mereka. Maka mereka membawa anak-anak mereka. Akupun mengajari mereka, dan aku mendapatkan imbalan harta berlimpah. Setelah itu mereka berkata kepadaku,"Di sini ada seorang anak perempuan yatim. Ia memiliki banyak harta, dan kami ingin Anda menikahinya". Aku menolak, namun mereka berkata,"ini harus!". Mereka terus memaksaku, dan akhirnya akupun mengiyakannya.

Ketika mereka membawakannya kepadaku, mataku terbelalak melihatnya. Aku melihat sebuah kalung tergantung di lehernya. Aku terpaku memandanginya. Mereka berkata,"Wahai syaikh, Anda telah mematahkan hati wanita yatim ini dengan pandanganmu kepada kalung itu. Mengapa anda memandangnya seperti itu?".

Akupun menceritakan kisah kalung mutiara yang pernah kutemukan dulu kepada mereka. Mereka terperanjat, sembari mengucapkan takbir dan tahlil, hingga terdengar oleh seluruh penduduk pulau. Aku bertanya,"ada apa dengan kalian?". Mereka menjawab,"syaikh yang memiliki kalung itu adalah ayah wanita ini". Ia pernah mengatakan,"Aku belum pernah menemukan seorang muslim sejati di dunia ini, selain orang yang telah mengembalikan kalungku ini kepadaku". Lalu ia berdoa,"Ya Allah, kumpulkanlah ia denganku, sehingga aku dapat menikahkannya dengan putriku". Dan sekarang hal itu telah terwujud.

Aku tinggal di pulau itu, dan aku dikaruniai dua orang anak. Setelah istriku wafat, aku mewarisi kalung mutiara itu bersama kedua anakku. Lalu kedua anakku pun wafat, sehingga kalung itu menjadi milikku. Aku menjualnya seharga 100.000 dinar. Harta yang kalian lihat bersamaku ini adalah sisa-sisa dari harta tersebut.

Akhir kisah mengharukan tentang kejujuran, keikhlasan, akibat sabar atas kelaparan yang diderita dan kejujurannya untuk mengembalikan kalung mutiara kepada pemiliknya, akhirnya dibalas Allah Ta'ala dengan kemakmuran harta.

Pelajaran dan faidah yang bisa dipetik dari kisah nyata ini

1. Sabar atas ujian yang diderita membawa kebahagiaan.
Syaikh Abu Bakar Al-Bazzaz menderita lapar dan ia sabar serta berusaha keluar mencari solusi, akhirnya ia menemukan sebuah kalung mutiara yang nantinya akan membawa beliau ke perjalanan hidup selanjutnya.

2. Kejujuran membawa kesuksesan.
Kita dapat belajar dari kisah nyata kejujuran membawa kesuksesan ini. Syaikh ini jujur dan ikhlas dalam mengembalikan kalung mutiara yang ia temui kepada pemiliknya, dan iapun tidak mau menerima hadiah dari pemiliknya. Pada akhir cerita tampak tanda-tanda kesuksesan pada dirinya.

3. Allah akan membantu orang yang bertawakkal kepada-Nya dan Allah akan mencukupkan keperluannya.
Pada saat perahu yang ditumpangi syaikh ini pecah, beliau bergantung kepada-Nya dan bertawakkal kepada-Nya sehingga Allah menyelamatkan beliau ke sebuah pulau yang berpenghuni.

4. Keutamaan orang yang mengajarkan ilmu.

Itulah kisah nyata yang inspiratif untuk kita renungi bersama, semoga kita dapat menjadi orang yang jujur sampai kita diwafatkan oleh Allah. Aamiin.

0 comments:

Post a Comment