Banyak orang yang mengira bahwa ketakwaan adalah cukup hanya melaksanakan hak Allah Ta'ala tanpa harus melaksanakan hak-hak manusia dan makhluk Allah lain, seperti hewan dan tumbuhan.
Banyak orang yang menganggap bahwa agama dan orang yang taat beragama terbatas pada hubungan manusia kepada Allah, hubungan manusia kepada makhluk Allah, yaitu manusia, hewan, tumbuhan tidak termasuk di dalamnya.
Ada juga yang mengetahui bahwa ketakwaan adalah melaksanakan hak Allah dan juga melaksanakan hak sesama manusia, juga mengetahui bahwa agama adalah hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesamanya. Namun, ia tidak mengamalkan yang ia ketahui. Atau ia meremehkannya, sehingga ia melakukan kezaliman kepada manusia.
Sobat pembaca mungkin pernah menemui orang yang giat menunaikan ketaatan beragama, seperti shalat, umrah, haji, dan seterusnya. Akan tetapi, ia lalai dari sisi sosial yang berhubungan dengan sesama makhluk Allah seperti kepada manusia, hewan, dan tumbuhan. Seolah-olah ada dikotomi antara taat beragama dengan akhlak yang baik kepada manusia.
Dan masih banyak lagi contoh yang tidak bisa saya tulis di blog ini.
Semoga saya dan sobat pembaca terhindar dari sifat di atas. Insan yang ideal adalah yang menjaga dengan baik hubungan dengan Allah dan juga hubungan dengan manusia. Kita wajib berusaha dan berdoa agar menjadi insan yang ideal tersebut.
Insan yang melanggar hak Allah, ia dapat memohon pengampunan kepada Allah langsung, kapanpun ia mau. Dan Allah Maha Penerima Taubat.
Sedangkan insan yang melanggar hak manusia, selain ia harus bertaubat kepada Allah, ia wajib meminta maaf kepada manusia yang dizaliminya. Namun tidak ada jaminan bahwa manusia yang dizalimi itu memaafkan pelanggarannya. Oleh karena itu, pelanggaran kepada hak manusia itu lebih berat, dan ini pertanggungjawabannya diperhitungkan seadil-adilnya di hari hisab (perhitungan).
Jika hal itu terjadi, maka ia akan menjadi orang yang bangkrut di akhirat nanti. Sekali lagi, ia adalah orang yang BANGKRUT. Ini adalah kerugian yang nyata, dan kita harus berdoa dan berusaha agar terhindar dari hal ini. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang kurang lebih maknanya:
Banyak orang yang menganggap bahwa agama dan orang yang taat beragama terbatas pada hubungan manusia kepada Allah, hubungan manusia kepada makhluk Allah, yaitu manusia, hewan, tumbuhan tidak termasuk di dalamnya.
Ada juga yang mengetahui bahwa ketakwaan adalah melaksanakan hak Allah dan juga melaksanakan hak sesama manusia, juga mengetahui bahwa agama adalah hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesamanya. Namun, ia tidak mengamalkan yang ia ketahui. Atau ia meremehkannya, sehingga ia melakukan kezaliman kepada manusia.
Sobat pembaca mungkin pernah menemui orang yang giat menunaikan ketaatan beragama, seperti shalat, umrah, haji, dan seterusnya. Akan tetapi, ia lalai dari sisi sosial yang berhubungan dengan sesama makhluk Allah seperti kepada manusia, hewan, dan tumbuhan. Seolah-olah ada dikotomi antara taat beragama dengan akhlak yang baik kepada manusia.
Banyak contoh yang dapat saya tuliskan dari sifat orang seperti ini:
- Tiap tahun umrah, namun ia korupsi dan merampas hak orang lain.
- Rajin shalat, namun bersifat iri dan dengki kepada manusia yang mempunyai prestasi lebih.
- Selalu berpuasa sunnah senin-kamis, namun ia selalu ghibah (membicarakan keburukan orang lain).
- Melaksanakan haji, namun masih menyerobot dalam antrian.
- Berpakaian dan berpenampilan syar'i, namun raut wajahnya tidak berseri dalam bertemu dengan manusia.
- Sering berdzikir, namun pelit dalam mengeluarkan harta untuk membantu sesama.
- Baca Al-Quran lancar dan sering membaca, namun sering ingkar janji kepada manusia.
- Sering berdoa, namun hutang tidak dibayar-bayar meskipun ia punya uang/barang untuk membayarnya.
- Rajin ke masjid, namun tidak amanah dalam berbisnis dengan rekannya dan tidak jujur.
- Rajin mengikuti kajian, namun tidak bertegur-sapa dengan tetangga.
- Anak yang rajin shalat, namun masih melawan orang-tua.
- Suami yang puasa baik yang wajib dan yang sunnah, namun bersikap keras terhadap istrinya.
Dan masih banyak lagi contoh yang tidak bisa saya tulis di blog ini.
Semoga saya dan sobat pembaca terhindar dari sifat di atas. Insan yang ideal adalah yang menjaga dengan baik hubungan dengan Allah dan juga hubungan dengan manusia. Kita wajib berusaha dan berdoa agar menjadi insan yang ideal tersebut.
Insan yang melanggar hak Allah, ia dapat memohon pengampunan kepada Allah langsung, kapanpun ia mau. Dan Allah Maha Penerima Taubat.
Sedangkan insan yang melanggar hak manusia, selain ia harus bertaubat kepada Allah, ia wajib meminta maaf kepada manusia yang dizaliminya. Namun tidak ada jaminan bahwa manusia yang dizalimi itu memaafkan pelanggarannya. Oleh karena itu, pelanggaran kepada hak manusia itu lebih berat, dan ini pertanggungjawabannya diperhitungkan seadil-adilnya di hari hisab (perhitungan).
Jika hal itu terjadi, maka ia akan menjadi orang yang bangkrut di akhirat nanti. Sekali lagi, ia adalah orang yang BANGKRUT. Ini adalah kerugian yang nyata, dan kita harus berdoa dan berusaha agar terhindar dari hal ini. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang kurang lebih maknanya:
"Tahukah kalian orang yang bangkrut?" Para sahabat menjawab,"orang yang bangkrut adalah orang yang tidak mempunyai harta sepeserpun". Lalu beliau menjelaskan,"sesungguhnya orang yang bangkrut adalah yang membawa pahala shalat, puasa, zakat pada hari kiamat, namun ia datang dengan membawa dosa mencaci-maki manusia, menuduh manusia, memakan harta secara batil, menumpahkan darah manusia, memukul manusia. Lalu orang yang dizalimi diberi pahalanya. Bilamana pahala-pahala itu habis sebelum ditunaikan apa yang menjadi tanggungannya, maka dosa-dosa orang orang ini diambil lalu dilemparkan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka." (HR. Muslim no. 2581)
0 comments:
Post a Comment