Mengajar anak membaca perumpamaannya adalah bagaikan mengajari mereka membuka gerbang istana ilmu pengetahuan. Jika mereka terampil membaca, maka semakin banyak wawasan yang akan mereka dapat.

Saya membaca disebuah report bahwa di negara yang sistem pendidikannya sudah maju, di sana anak anak melakukan aktivitas belajar membaca ketika berusia kurang lebih tujuh tahun. Anak anak dipersiapkan dahulu mentalnya, dirangsang dahulu syaraf motorik dan sensoriknya, banyak bermain baik di dalam maupun di luar ruangan untuk bereksplorasi. Setelah itulah baru mereka belajar membaca.

Ahmad tahun ini akan memasuki pendidikan sekolah dasar kelas satu. Ujian tes masuknya ada tes membaca. Walaupun sangat disayangkan ( karena menurut teori di atas anak anak harus siap dahulu jangan dipaksakan calistung sejak dini tunggu mereka siap dan mau), ya terpaksa saya dan abi nya mengajari beliau membaca.

===============
Catatan: Namun kalo belajar membaca al-Qur'an, kami berusaha mengajarinya semenjak dini, sebab kami baca sejarah bahwa generasi salaf dahulu hafal qur'an pada usia dini. Berarti mereka diajarkan membaca dan menulis oleh orang tua dan guru mereka juga semenjak dini.
===============

Terbayang ingatan aktivitas kedua kakaknya dalam proses belajar membaca. Ghayda kami ajari dengan menggunakan buku panduan.

Saya lupa judulnya sebab sudah lima tahun yang lalu, kurang lebih judulnya “anak Islam suka membaca”. Alhamdulillah, sejak akhir TK A beliau sudah lancar membaca.

Sedangkan Azka, beliau memang khusus les membaca dengan mengunjungi seorang guru untuk belajar. Sebenarnya kami hendak mengajari beliau membaca secara mandiri seperti halnya Ghayda, akan tetapi ada teman yang mengajak agar menemani anaknya belajar supaya anaknya semangat belajar membuat Azka akhirnya ikutan juga.

Itulah pengalaman mengajar anak membaca dahulu kala. Sekarang ini kami akan melakukannya lagi bersama Ahmad.

Tapi ada kendala yang dihadapi dalam mengajari Ahmad membaca ini, yaitu tidak ada buku panduan alias lesson plan.

Dengan adanya buku panduan ini, kami dapat mengajari Ahmad step by step secara runtun dan jelas, sehingga kemajuannya dapat terukur dengan jelas.

Kami di negeri seberang (fyi kami menerapkan homeschooling sekarang dan juga sekolah jarak jauh dengan salah satu sekolah di Indonesia), sedangkan bukunya ada di Indonesia, lagipula kami lupa langkah langkah mulai dari awal untuk aktivitas belajar membaca ini.

Akhirnya dengan mengharap pertolongan Allah Ta’ala kami jalankan saja kegiatan ini menurut versi kami.

Cara mengajari anak membaca langkah demi langkah versi kami


1. Beberapa bulan sebelum dimulai pelajaran membaca, kami mulai dengan aktivitas semacam membangkitkan motivasi intrinsiknya untuk gemar membaca.

Aktivitas ini kami lakukan dengan metoda bercerita. Contoh yang kami ingat adalah menjelaskan kepada beliau bahwa banyak sekali manfaat membaca.

Contoh dalam bentuk percakapan,”selama ini kan Ahmad tahu cerita Umar bin Khattab karena diceritain sama ummi, nah kalo Ahmad sudah bisa baca… Ahmad akan tahu cerita sahabat Nabi lainnya, banyak loh cerita seru, Ahmad bisa baca sendiri sampe puas”.

Ini kami lakukan terus, sampai akhirnya keluar sendiri ucapan dari beliau,”Mi… ajarin Ahmad baca dong”..  Walhamdulillah…


2. Dari teori yang pernah saya baca, anak anak harus dipersiapkan dahulu mentalnya. Latih dahulu syaraf motoriknya.

Saya lupa hubungannya apa, tapi ini saya praktekkan.

Contoh aktivitas dalam menunjang mengajari anak membaca adalah:

- Melatih keseimbangan, melatih koordinasi antara tubuh bagian kiri dan kanan (di beberapa literature koordinasi otak kiri dan otak kanan).

Contohnya adalah: melempar dan menangkap bola mengggunakan tangan kanan dan tangan kiri setelah itu dengan kedua tangan, menendang bola dengan kaki kanan selanjutnya dengan kaki kiri bergantian, lalu berjalan dengan meniti diatas balok.

- Melatih syaraf motorik.

Contohnya: melompat baik dengan satu kaki maupun dua kaki, berjalan mundur, mendorong, dan lain lain.

- Bermain tebak-tebakkan.

Contohnya:  tulis angka angka yang sudah diketahui anak, tulis angka tersebut di punggung nya dengan menggunakan jari telunjuk, suruhlah ia tebak angka berapa yang ditulis tersebut.

Aktivitas belajar sambil bermain ini kami lakukan sampai kami rasa Ahmad  sudah benar benar siap.


3. Sekarang saatnya belajar membaca sesungguhnya.

Pada tahap ini, kami kenalkan huruf yang gampang dikenal anak, yaitu a,i,u,e,o.

Alhamdulillah, ini adalah tahapan mudah karena sewaktu beliau sekolah di TK sudah dikenalkan huruf huruf di atas.

Contoh aktivitas tahap ini adalah: melafalkan huruf huruf di atas dengan pelafalan yang benar (sama seperti belajar baca Quran metoda Iqro yang kami lakukan), Ahmad menuliskan huruf huruf tersebut di kertas A4 dan juga di buku tulis sambil melafalkannya.


4. Tahap selanjutnya adalah gabungan dua huruf, huruf konsonan yang pertama disambung dengan huruf vokal.

Tahapannya adalah sebagai berikut:

- Pertama adalah ba.

Kami melafalkannya dengan jelas, kemudian diikuti oleh Ahmad.

Ulang-ulang sampai lancar. Jangan kenalkan huruf lain, kenalkan hanya huruf b.

Jadi tahap ini adalah mengenalkan huruf b, sambil menggabungkannya dengan a dengan cara melafalkannya yaitu ba.

Cara mengulang agar tidak bosan adalah melakukan aktifitas lain, akhirnya Ahmad menulis di bukunya lima kali (atau sepuluh kali) tulisan “ba”. Setelah selesai, beliau melafalkan apa yang beliau tulis.

- Kedua adalah ca.

Langkahnya sama dengan langkah di atas. Kami melakukannya sampai dengan huruf z, yaitu za.


5. Dengan melakukan sedikit test diketahui bahwa Ahmad telah mampu membaca ba sampai za.

Dalam tahap ini, kami menggabungkan suku kata di atas.

Contohnya adalah sebagai berikut:

- Pertama, saya pisahkan kedua suku kata tersebut. Contohnya bisa dilihat dalam gambar di bawah:

contoh cara mengajar anak membaca


- Setelah dapat membaca dengan terpisah, maka sambungkan kedua suku kata tersebut sambil melafalkan dengan cara yang sama dengan sebelumnya.


contoh pengajaran membaca untuk anak


Lakukan ini berulang-ulang, dan dengan variasi kata yang mudah yang digunakan dalam keseharian seperti: mata, saya, bata, dan seterusnya.


6. Setelah langkah kelima dilewati dengan lancar, kenalkan hal yang sama namun sekarang dengan huruf i. 

Mulai dari bi sampai zi. 

Aktivitasnya juga sama, agar anak tidak bosan, lakukan variasi dengan menulis pada komputer, tablet, mewarnai suku kata tersebut dengan crayon, menggunakan flash card, dan seterusnya.


7. Kami melakukan kegiatan di atas berturut-turut huruf u sampai huruf o. Mulai dari bu sampai zo.


8. Lakukan muroja’ah atau pengulangan untuk langkah langkah di atas. 

Jika dirasa siap, lakukanlah variasi semua huruf yang telah diajarkan. 

Contohnya: bola, sapi, cara, muda, dan seterusnya.


9. Teruslah lakukan hal di atas, setelah itu cobalah dengan kata yang agak panjang, seperti: dimana, matamu, kemari, sapulidi, dan seterusnya.


10. Sekarang waktunya memperkenalkan Ahmad gabungan suku kata yang didahului oleh huruf vokal, seperti : ab, ad, dan seterusnya sampai az.

Lalu ib,dan seterusnya sampai iz.

Jika sampai langkah 9 anak anak dapat melaluinya dengan mudah, Insya Allah tahapan ini juga dapat dengan mudah dijalani.


11. Sama dengan langkah sebelumnya, test anak dengan variasi huruf yang sudah diajarkan. 

Contohnya: abri, anda, inti, dan seterusnya.


12. Selanjutnya adalah memperkenalkan “ng” dan “ny”. 

Jika anak sudah mengetahui konsep merangkai kata dan melafalkannya, Insya Allah langkah ini dengan mudah dapat dilewati. 

Lakukan latihan dengan membaca atau menuliskan, kata seperti: ngaca, nyali, dan seterusnya.


13. Saatnya anak membaca buku sendiri. 

Insya Allah anak dapat membaca walaupun masih terbata-bata.

Dalam tahap ini yang diperlukan adalah dorongan yang kuat serta beri contoh kepada mereka (misalnya membaca buku di depan mereka) sehingga tercipta atmosfir senang membaca di rumah.



Kami melakukan aktivitas ini, mulai bulan November 2013. Alhamdulillah dengan pertolongan Allah Ta’ala pada saat dokumentasi ini ditulis, Ahmad punya kegemaran baru yaitu chatting via BBM atau whatsapp ke kakek, nenek, dan tantenya di Indonesia, yang terpenting beliau sudah dapat membaca buku cerita tentang sirah Nabi dan sahabat yang beliau gemari.

Itulah pengalaman kami dalam mengajari Ahmad membaca yang kami dokumentasikan di blog ini dengan judul cara mengajar anak membaca.

Semoga bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi kepada sobat pembaca yang sedang mencari metode atau cara dalam mengajar anaknya membaca.

Jika punya cara lain yang membuat anak dapat membaca, sudilah kiranya sharing di sini, bisa pada kolom komentar atau contact form di bawah.

Sobat pembaca dapat menyebarkan info ini kepada kerabat dan teman lain yang memerlukannya.



NB.
- Ini adalah tulisan lama di blog lain yang saya republish lagi di blog ini.
- Pengalaman ketika kami berpetualang di negeri orang dan melakukan homeschooling.
- Sebuah pengalaman yang mengesankan. 
- Tulisan ini di republish lagi untuk pengingat, karena saat ini sedang mengajari adiknya Ahmad membaca dengan metode yang sama.

0 comments:

Post a Comment