Bahagianya bercengkrama dengan buah hati

Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmushshalihaat (Segala puji bagi Allah, dengan nikmat-Nyalah segala kebaikan menjadi sempurna). 

Anugerah terindah yang tak terkira atas amanah yang diberikan Allah kepada kami. Sementara ini empat orang anak yang dititipkan kepada kami.


bahagia bermain bersama buah hati


Hari demi hari kami lalui bersama. Celotehan , teriakan, isak tangis dan riuh tawa selalu terasa mengisi rangkaian waktu yang terus bergulir. Sering terngiang-ngiang celotehan mereka, seperti yang saya dokumentasikan di bawah ini.

“Umi tadikan Ahmad maen lari-larian sama temen Ahmad trus Ahmad gendong temen Ahmad soalnya badannya kecil”…

“Umi-umi, temen Azka rumahnya ada yang jauh, trus dijemputan suka tidur”….

“Umi, tadi pas sholat di masjid Ahmad liat ada anak-anak yang main-main sholatnya”…

Tak mau kalah dengan kakaknya, Aiq yang paling kecil ikut juga bersuara. “Aiq duda (juga), tadi sama temen aiq”… karena semua ingin bicara, kakak yang besar ingin ikut bicara, terkadang setengah teriak… ”diemmm!!!, kakak mau ngomong”…. hehe..

Belum lagi jika rasa ingin tahu mereka muncul, maka akan saling bertanya, “abi kenapa sih begitu?”, “umi kenapa kayak gini?” dan seterusnya sampai jawaban yang kita berikan bisa mereka mengerti.

Atau ketika sedang bermain bersama. “Abi, Ahmad mau maen kuda-kudaan” , “aiq duda (baca:juga)”, “Azka mau, Azka mau”… “umi gendong”, “aiq duda dendon2 (baca:gendong)”… Begitu terus…. saling bergantian sampai mereka merasa puas.

Begitulah anak-anak, keceriaan selalu mewarnai hari-hari mereka. Bahagia dan senang terasa dihati mereka, karena hari-hari diisi dengan canda, tawa yang penuh rasa cinta dan kasih sayang.



Poster bahagia itu sederhana



Perhatian dan kedekatan kita dengan anak-anak sangatlah penting. Karena mereka membutuhkan tempat untuk mencurahkan isi hatinya, tempat berbagi, tempat berkeluh kesah dan tempat bermanja-manja.

Benih-benih rasa cinta dan kasih sayang akan tumbuh pada diri anak-anak melalui kondisi yang sering mereka hadapi. Responlah selalu dengan sikap positif. Ketika anak-anak ingin didengarkan, dipangku, dipeluk, jangan langsung memberikan respon negatif, seperti contoh di bawah ini.

“Kamu kenapa sih, deket-deket umi..umi capek tau, kamu tau nggak seharian umi nyapu, nyuci piring, masak, beres-beres, sekarang mau istirahat sebentar, ada kamu, mau apalagi????”… Lalu sang anak beralih ke abinya, belum sempat anak-anak berbicara sepatah kata pun, abinya sudah bilang, “jangan ganggu abi ya, abi mau tidur… capek, banyak kerjaan tadi di kantor”

Bagaimana perasaan anak-anak, ketika menghadapi situasi di atas? Tentulah mereka kecewa, apalagi jika respon tersebut sering mereka dapatkan, maka mereka akan mencari tempat lain yang bisa menerima dan memperhatikan mereka. Jangan salahkan jika anak kita tidak peduli dengan kita, mereka bertindak kasar, tidak mau patuh dan sering melakukan hal-hal negatif.

Kita hanya perlu waktu “sebentar” untuk bersendau gurau dan bermanja-manja dengan anak-anak kita. Ketika mereka akan menginjak usia baligh maka mereka pun akan banyak mengisi waktu dengan mandiri atau dengan teman-teman seusianya, apalagi untuk dicium atau dipeluk, biasanya mereka sudah tidak mau lagi jika berada di depan teman-temannya, sudah merasa malu.

Jangan sia-siakan waktu yang bisa kita isi bersama anak-anak. Karena kesempatan tidak datang dua kali. Ruang kerinduan akan datang menggelayuti kenangan-kenangan manis dan indah bersama anak-anak, ketika jarak memisahkan kita nantinya.

Mari kita hangatkan suasana di rumah dengan rasa cinta dan kasih sayang. Agar anak-anak kita tumbuh dan berkembang dengan bulir-bulir cinta dan kasih sayang positif serta mampu menebarkannya hingga anak cucu nanti. Rasa cinta dan kasih sayang yang terpupuk dengan baik juga akan mudah melahirkan nilai-nilai kepedulian pada sesama.


وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang orang yang berkata: “Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Furqon: 74).


0 comments:

Post a Comment