Biasanya jika mendekati bulan Ramadhan, semakin sering kita jumpai acara pertemuan keluarga. Terlebih lagi di hari Iedul fitr pada bulan Syawwal. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika kita alami menjelang hari raya seluruh tiket apakah itu pesawat, kereta, bus, kapal laut, dan seterusnya habis terjual. Mengapa? karena mereka berlomba untuk pulang ke kampung halaman menemui orang tua tercinta, saudara, dan kerabatnya. Terdapat beragam motivasi mereka, apakah itu sekedar melepas kangen, memanfaatkan momen ramadhan atau syawwal untuk meminta maaf (walaupun untuk meminta maaf harusnya segera setelah kita berbuat salah, jangan menunggu bulan ramadhan atau bulan syawwal), dan lain lain.

Loyalitas antar kerabat adalah naluri fitrah seorang manusia, apatah lagi loyalitas antar saudara yang satu rahim, seperti kakak, adik, dan seterusnya. Dengan naluri fitrah ini, manusia dengan kerabatnyalah ia bersuka ria, menjadi penolong saat susah sekaligus menjadi penghiburnya. Dengan naluri fitrah ini pula, ia tidak mau mengotori kehormatan saudaranya, mencemari nama baiknya, merampas hak-haknya, mencurangi hartanya.

Naluri dasar inilah yang mendorong manusia menginginkan kebaikan saudaranya, menuntunnya ke arah yang lurus, dan berusaha agar ia dan kerabatnya terhindar dari ketergelinciran hidup.

manfaat silaturahim bertambah rezeki dan umur


Buah manis bagi manusia yang menyambung kekerabatan atau silaturahim

Sebelum menguraikan tentang manfaat yang dapat dipetik di dunia dan di akhirat akibat perbuatan baik atau menyambung tali kekerabatan, maka saya ikhtisarkan dulu apa arti silaturahim. 

Rahim wanita dikenal dengan tempat tumbuhnya janin. Saudara kandung atau kerabat dekat adalah manusia yang keluar dari rahim yang sama. Mereka mempunyai hubungan kekerabatan baik dari pihak ayah dan ibunya.

Pertanyaannya adalah siapa saja kerabat kita? siapa saja kerabat yang harus kita bersilaturahim kepadanya?

Jadi kerabat itu terbagi menjadi:

1. Ayah, ibu, kakek, nenek, dan seterusnya ke atas.
2. Anak laki-laki, anak-anak perempuan, cucu, dan seterusnya ke bawah.
3. Kakak (laki-laki dan perempuan), adik (laki-laki dan perempuan), beserta anak-anak mereka dan seterusnya ke bawah.
4. Paman, bibi, beserta anak-anak mereka ke bawah.

Jadi makna silaturahim adalah menyambung kekerabatan dengan orang yang disatukan oleh rahim wanita (satu rahim) dan bersambung satu sama lain sesuai dengan pembagian kerabat di atas.

Siapa yang paling berhak disambung tali kekerabatannya (berhak untuk silaturahim)?

Manusia yang paling berhak untuk kita sambung tali kasih kekerabatannya (silaturahim) adalah orang tua. Ayah dan ibu adalah nasab paling dekat sehingga paling layak bersilaturahim kepadanya, dan ibu mempunyai hak tiga kali lipat dibandingkan dengan ayah (berdasarkan hadits nabi yang shahih).

Kemudian setelah orang tua adalah anak-anak orang tua kita alias saudara kandung kita (baik kakak maupun adik), lalu keluarga terdekat seperti kakek/nenek, paman/bibi, kemudian kerabat lain, demikian seterusnya dari kalangan kerabat.

Ganjaran silaturahim baik berupa pahala maupun manfaat bagi kehidupan dunia dan di akhirat sangat banyak.

jenis kerabat kita


Ganjaran, pahala, dan manfaat orang yang silaturahim (menyambung tali kekerabatan)

1. Penyebab turunnya rahmat Allah.
2. Memperoleh surga dan ketinggian derajat.
3. Salah satu pintu keberkahan usia.
4. Penambah rezeki (kelapangan rezeki) dan kebaikan.
5. Salah satu penyebab manusia mengingat-ingat kebaikannya setelah ia wafat (namanya yang harum)
6. Keberkahan keturunannya.
7. Hati orang-orang dipenuhi penghormatan dan kasih sayang padanya.
8. Kebaikan pada akhir hayatnya.
9. Kemudahan urusannya.
10. Diselamatkan dari berbagai bencana.

Motivasi untuk melakukan silaturahim


Saya tuliskan tiga hadits sebagai motivasi agar kita senantiasa bersilaturahim.

Dari Abdullah bin Salam radhiallahu 'anhu, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam baru tiba di madinah, beliau mengucapkan kata-kata yang ia dengar sendiri,"Wahai sekalian manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahim, shalatlah pada waktu malam sementara manusia sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat" (1)

"Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, hendaklah ia menyambung tali kekerabatan (silaturahim)" (2)

"Sambung tali kekerabatan, bertetangga dengan baik, dan berakhlak mulia dengannya, tempat tinggal akan dimakmurkan dan usia bertambah" (3)

Itulah beberapa hadits yang menjadi salah satu motivasi kita untuk giat bersilaturahim. Kemudian kita simak ancaman bagi yang memutuskan tali kekerabatan, dengan membaca hadits di bawah semoga kita dapat menjauhkan diri dari perbuatan memutuskan silaturahim.

Ada salah satu ancaman bagi yang memutuskan silaturahim, yaitu Allah segerakan hukuman baginya di dunia dan juga hukuman yang disimpan di akhirat.

"Tidak ada suatu dosa yang hukumannya lebih patut disegerakan terhadap pelakunya oleh Allah di dunia, serta ancaman yang tersimpan di akhirat, daripada perbuatan zhalim dan memutus tali silaturahim" (4)

Macam-macam dan cara menyambung silaturahim

Di bawah ini adalah beberapa macam aktivitas dan contoh cara menyambung tali kekerabatan atau menyambung tali silaturahim.

1. Oleh karena yang paling berhak untuk bersilaturahim kepadanya adalah orang tua, maka contoh pertama adalah berbuat baik dan berbakti kepada orang tua.
Contoh berbuat baik dan contoh cara berbakti kepada orang tua dapat dilihat pada tulisan sebelumnya di blog ini.

Kemudian contoh secara umum bersilaturahim kepada kerabat ada pada poin selanjutnya.

2. Memperlakukan saudara/kerabat dengan perlakuan yang baik.
3. Bersikap rendah hati terhadap mereka.
4. Bersikap lembut, ramah, berkasih sayang terhadap mereka.
5. Menyambut panggilan mereka.
6. Menyapa mereka (baik lewat surat, sms, telpon, email, dan bertemu langsung dengan mereka)
7. Mengunjungi mereka.
8. Menjenguk mereka apabila mereka sakit.
9. Mengusung jenazah mereka (mengurus jenazah mereka)
10. Menengok keadaan mereka.
11. Empati kepada mereka.
12. Mengabaikan/memaafkan kekeliruan dan kesalahan mereka.
13. Menyenangkan mereka baik dengan perkataan, perbuatan, tulisan, dan harta.
14. Tulus dalam memberi saran, masukan, dan nasihat kepada mereka.
15. Mengajak mereka kepada kebaikan.
16. Menolak atau mencegah mereka dari kemungkaran.
17. Mendoakan kebaikan kepada mereka.
18. Menghindarkan mereka dari gangguan dan kezhaliman.
19. Memenuhi hajat dan undangan mereka.
20. Membantu mereka yang membutuhkan.
21. Memberi hadiah kepada mereka dan membalas pemberian hadiah dari mereka.
22. Mendahulukan mereka dalam hal pemberian dan sedekah.
23. Menampakkan raut wajah yang berseri.
24. Menyingkirkan keburukan dari mereka.
25. Memberi mereka tanpa takut miskin, dan tidak mengiringi pemberian dengan kata-kata menyakitkan.
26. Saling mengenal dan mengetahui keadaan masing-masing.
27. Menyambung silaturahim kepada mereka yang memutusnya dan memberi kepada mereka yang tidak memberi (sifat ini dikaruniai Allah kepada orang-orang yang sabar dan beruntung)
28. Meminta maaf jika kita bersalah kepada mereka.


Penutup

Loyalitas dan senang bergaul dengan kerabat adalah naluri fitrah manusia.

Naluri dasar manusia ini hendaknya terus diasah dan diamalkan dengan ikhlas sehingga melahirkan insan yang senang bersilaturahim.

Jika kita berbuat salah atau kekeliruan kepada saudara atau kerabat, sebaiknya meminta maaf segera kepada mereka, tidak perlu menunggu bulan ramadhan atau hari raya iedul fitri karena kita tidak tahu ajal kita. Segera meminta maaf sebelum ajal datang.

Tingkatan manusia tertinggi adalah orang yang menyambung silaturahim kepada kerabat yang memutuskan silaturahim kepada kita. 

Semoga saya dan sobat pembaca dapat mengamalkan hal ini dengan ikhlas.

Sumber:

Buku Aturan tentang bergaul dengan manusia
Penerbit Griya Ilmu, cetakan tahun 2010.

(1) Halaman 365
(2) Halaman 368
(3) idem
(4) Halaman 377



0 comments:

Post a Comment