Entrepreneur
adalah istilah yang mulai hangat di Indonesia sejak tahun 2000-an
awal hingga sekarang. Istilah ini diperkenalkan dan mulai disebarkan
oleh komunitas-komunitas entrepreneur via mailing-list, dan
group-group lainnya baik online maupun offline.
Virus
entrepreneur mulai tersebar dan mulai menjangkiti saya sejak tahun
2004 lalu. Sobat ingatkah tulisan lalu saya yang berjudul tips mengatasi kebosanan? Dimana saya berkisah tentang pengalaman saya
mengatasi kejenuhan di tempat kerja yang salah satunya adalah menjadi
aktifis (volunteer) pada beberapa komunitas entrepreneur baik lokal
di kota saya maupun skala nasional.
Sejak
virus entrepreneur menjangkiti saya, maka berubahlah mindset saya
tentang cara bagaimana mendapatkan uang. Ternyata banyak cara untuk
mencari nafkah halal dan baik. Maka mulailah saya menikmati
petualangan saya sebagai wirausahawan dan puncaknya adalah ikutnya
saya di barisan pegawai-pegawai yang mengajukan pensiun dini pada
tahun 2011.
Akhir-akhir
ini, kata entrepreneur menjadi dikenal dan mempunyai varian kata.
Saya tidak tahu apakah ini menjadi kata baku atau tidak, namun
kata-kata varian ini sudah dikenal di masyarakat luas. Contoh varian
kata entrepreneur adalah sebagai berikut:
-
Creativepreneur: pengusaha yang bergerak di bidang industri kreatif.
-
Edupreneur: pengusaha yang bergerak di bidang pendidikan.
-
Writerpreneur: pengusaha yang bergerak di bidang penulisan.
-
Socialpreneur: pengusaha yang mengambil keuntungan, dan keuntungannya
dialokasikan untuk kegiatan sosial atau amal.
-
Ecopreneur: pengusaha yang memproduksi atau menjual barang yang ramah
lingkungan.
Masih
banyak lagi kata-kata berakhiran preneur, seperti technopreneur,
netpreneur, bloggerpreneur, ITpreneur, dan lain-lain.
Saya
tidak tahu apakah jargon di atas sudah baku sesuai dengan kaidah
bahasa yang benar atau tidak, namun yang pasti masyarakat luas sudah
paham substansial atau makna dasarnya jika seseorang menyebut
kata-kata di atas.
Peluang baru – teacherpreneur
Disaat
sedang mencari bisnis baru dan menggali peluang-peluang yang ada,
saya menemukan istilah teacherpreneur.
Definisi
teacherpreneur menurut bahasa saya adalah:
Guru atau pendidik yang menciptakan karyanya sendiri berupa produk atau jasa edukasi, produk/jasa mereka bisa ditujukan untuk muridnya (orang yang diajar) atau untuk guru atau lembaga pendidikan formal/nonformal
Apa
contoh implementasinya? Sobat bisa lihat-lihat web
ixl yang menyediakan produk pembelajaran matematika dan bahasa
Inggris. Contoh lainnya sobat bisa lihat marketplace bagi para
teacher/guru/pendidik di teacherspayteachers.
Bagaimanakah
dengan sobat setelah melihat contoh di atas? Apakah terinspirasi
membuat produk serupa?
NB:
Tulisan ini didedikasikan untuk sobat yang mengatasi kejenuhan dengan belajar hal baru atau melihat peluang baru.
0 comments:
Post a Comment