Sudah tiga hari ini Bogor turun hujan. Sore kemarin hujan turun dengan lebatnya dan juga lama waktunya.

Tak lebih dari tiga menit dari pertama kalinya hujan turun, si kecil mengajak saya bermain bola sambil hujan-hujanan. Nampaknya dia melihat abangnya yang tengah bermain bola di lapangan begitu asyik bersama teman-temannya, dan hal itu membuat dia terpikat untuk turut serta.


Darimana datangnya air hujan?



Tidak lama berpikir, saya memutuskan untuk menerima ajakannya. Walhasil, saya dan sikecil ikut larut dalam permainan super yang membuat bahagia. Ya, permainan sederhana, namun penuh makna. Permainan bola dibawah lebatnya hujan yang menimpa seluruh penghuni bumi di daerah kami tinggal.

Jadi teringat salah satu materi dalam buku Tips menjawab pertanyaan anak, pustaka Al-kautsar. Di sana dibahas tentang bagaimana menjawab pertanyaan darimana hujan berasal. Saya putuskan untuk saya tulis ulang di blog ini agar inti jawaban teringat selalu. Bukankah ada kalimat yang sering kita dengar, "ikatlah ilmu dengan tulisan".

Semoga bermanfaat bagi pembaca. Sebab dimusim hujan ini, ada saja anak yang bertanya kepada abi umminya tentang darimana asal-usul hujan. Nah, dengan tulisan ini saya harap dapat membantu memberikan informasi jawaban yang tepat untuk anak-anak kita.

Pertanyaan: Dari manakah asal-usul hujan?

Jawaban:

Sesungguhnya air adalah bahan dasar dari penciptaan seluruh makhluk. Di dalam surat al-anbiya ayat 30, di akhir ayatnya berbunyi kurang lebih sebagai berikut "Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup".

Turunnya hujan merupakan salah satu nikmat yang diberikan Allah Ta'ala kepada manusia dan seluruh makhluk lainnya seperti hewan dan tumbuhan di muka bumi ini. Karena dengan hujan tersebutlah Allah menyediakan air yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.

Ketika air bersentuhan dengan udara, maka air tersebut akan mengalami proses penguapan.

Setiap air yang bersentuhan dengan udara yang ada di permukaan bumi, sedikit demi sedikit ia menguap.

Penguapan itu juga yang menyebabkan baju setelah dicuci dan dijemur menjadi kering.

Intinya, semua air yang menguap naik ke atas menuju udara.

Setiap kali derajat kepanasan udara meningkat, maka proses penguapan yang terjadi semakin besar hingga udara penuh dengan kandungan air.

Ketika kandungan air di udara penuh, maka uap air tersebut berubah menjadi butiran-butiran air yang kecil.

Disimpulkan bahwa awan mendung yang terlihat di udara terdiri dari butiran-butiran air yang sangat kecil.

Satu butiran air tersebut memiliki ukuran sekitar 25000 per milimeter.

Ketika butiran-butiran air tersebut bertambah banyak, dan butiran tersebut telah mencapai jumlah tertentu, maka terjadilah hujan.

Hujan yang jatuh tersebut tidak mengalami penguapan hingga tiba dan jatuh di tanah.

Sebagai tambahan, terkadang hujan turun disebabkan oleh suhu udara yang dingin yang menambah derajat ketebalan mendung, atau bisa juga suhu dingin tersebut membekukan butiran air. Dalam kondisi yang demikian, hujan dalam bentuk butiran air bisa juga turun.

Terkadang juga, hujan turun dalam butiran salju. Biasanya  butiran salju tersebut telah hancur sebelum sampai ke permukaan bumi sehingga sampai di tanah dalam bentuk butiran air.


asal muasal datangnya hujan es



Namun, pernah juga di daerah kita, karena butiran es berukuran besar, dan karena pengaruh cuaca yang dingin, butiran es tersebut tersebut tidak mencair atau sedikit mencair, dan jatuh ke permukaan bumi masih dalam bentuk butiran es/salju atau seperti butiran garam.




0 comments:

Post a Comment