TANGGUNG-JAWAB….BISA NGGAK YA????

Hal ini selalu menjadi pertanyaan ketika kita ingin memberikan suatu tanggung-jawab kepada anak kita. Kita ragu, bisa nggak ya anak kita, mampu nggak ya mereka? Ah, nanti jangan-jangan malah nggak beres.

Begitu seterusnya hingga akhirnya kita tidak pernah mencoba untuk memberikan suatu tanggung-jawab kepada anak kita dalam hal yang kecil sekalipun. Kita selalu mengambil alih setiap tanggung-jawab itu.

Tetapi, jika kita sudah pernah mencoba memberikan tanggung-jawab pada anak kita, justru kita akan terkagum-kagum dan tidak menyangka bahwa anak kita mampu dan mereka sanggup memikul tanggung-jawab itu.

pengalaman cara mengajarkan tanggung jawab kepada anak


Beberapa hal yang pernah kami coba lakukan kepada anak kami adalah :


- Ahmad pergi berdua ke masjid bersama adiknya.

Pembiasaan sholat ke masjid sudah kami lakukan kepada anak laki-laki sejak dini. Ahmad (6thn), Alhamdulillah sudah terbiasa sholat lima waktu ke masjid. Pada mula-mulanya dia masih ditemani abinya, kakek atau omnya jika ingin ke masjid. Sehingga sholat zuhur dan ashar Ahmad sering sholat dirumah, karena tidak ada yang menemaninya.

Tetapi sekarang Ahmad sudah berani sholat ke masjid sendiri. Ketika mendengar suara adzan dia langsung berwudhu dan segera pergi ke masjid. Untungnya jarak rumah-masjid tidak terlalu jauh, sehingga saya cukup memperhatikan dari jarak jauh saja, ketika dia menyeberang jalan perumahan menuju masjid.

Hari ini Ahmad segera berwudhu ketika mendengar adzan berkumandang, tetapi kali ini adiknya (2thn, 11bln) ingin ikut juga ke masjid. Adik Ahmad kadang-kadang suka ikut sholat ke masjid juga, tetapi jika ada abi, kakek, atau omnya.

Karena adiknya terus menerus mendesak ingin ikut “tolat tama abang”, Ahmad pun bilang, iya umi nggak apa-apa sama Ahmad, adek aiq juga sholat kok, nggak main-main. Akhirnya saya izinkan adiknya ikut sholat bersama Ahmad. Walau agak khawatir karena berdua saja dengan abangnya tetapi saya izinkan mereka pergi berdua ke masjid. Saya berpesan, Ahmad jaga adiknya ya. Nanti pulangnya juga sama-sama ya. Setelah melepas kepergian mereka berdua di depan pagar, saya pun segera masuk rumah dan sholat.

Tak lama, sayup-sayup terdengar obrolan dua orang anak kecil, bagus kan ya aiq tadi bisnya, iya…. Alhamdulillah Ahmad dan adiknya sudah selesai sholat dan sampai di rumah. Mulailah Ahmad bercerita: tadi adek aiq sholatnya sebelah Ahmad, trus pas pulang jalan sama Ahmad, Ahmad gendong, liatin bis. Kan adek aiq suka liat bis. Ahmad mau kasih tau ada bis gede. Trus adek aiqnya mau lihat.

Saya senang sekali mendengarnya, dan hal ini merupakan pembuktian dari Ahmad bahwa dia bisa diberi tanggungjawab untuk menjaga adiknya.


- Ghayda (kakak pertama) mengajari Ahmad latihan soal-soal untuk ulangan harian di sekolah.

Besok kebetulan Ahmad akan ada ulangan tematik , maka perlu latihan dan mengulang-ngulang pelajaran.

Awalnya Ahmad latihan-latihan soal dengan saya, tetapi belum selesai semua tema, adek Aiq rewel pengen sama ummi aja.

Akhirnya saya mintakan Ghayda, kakaknya yang pertama untuk mengajari Ahmad. Kakaknya pun bersemangat, kakaknya buat soal-soal dan dikerjakan Ahmad, lalu diperiksa oleh kakaknya jawabannya benar atau salah dan jika ada yang salah, maka kakaknya pun segera memberitahukannya.

Setelah selesai kakaknya bilang ke saya dan memberitahukan bahwa Ahmad sudah selesai belajarnya dan sudah kakak kasih tau kalau Ahmad ada yang salah atau tidak mengerti.

Hal ini menjadi pembuktian bahwa anak senang dan mau jika diberikan amanah.


- Azka mengajak adiknya mewarnai, gambar dan menulis

Azka anak kami kedua memiliki hobi mewarnai, gambar-gambar dan menulis. Dia suka mengggambar sesuatu, kemudian dikomentari lalu, diwarnai.

Suatu hari karena saya sedang membantu kakaknya mengenai tugas sekolah, Aiq juga ingin bersama saya.

Melihat Azka sedang asyik gambar-gambar dan tulis-tulis, saya katakan adik Aiq sama kakak Azka ya, gambar-gambar dan tulis-tulis, umi bantuin kakak Ghayda dulu.

Lalu Azkapun segera membujuk adiknya sambil membawa kertas dan spidol. Adik aiq kita gambar mobil yuk, trus nanti adik aiq warna-warnain.

Tak lama Aiq sudah asyik dengan gambar-gambar dan mewarnai bersama kakaknya. Azka menemani adiknya hingga saya selesai membantu Ghayda mengerjakan tugas.


Banyak lagi tanggung-jawab yang bisa kita latih untuk anak-anak kita. Tidak hanya tanggung-jawab dunia, tetapi juga mengarah kepada tanggung-jawab akhirat, seperti mendirikan sholat, jujur dan lain sebagainya.

Mari kita mulai sedikit demi sedikit memberi tanggung-jawab kepada anak kita, tentunya yang sesuai dengan umurnya dan yang dapat mereka kerjakan, hingga mereka terlatih untuk memiliki tanggung-jawab yang besar kelak. Oleh karena hal ini sangat bermanfaat pada pembentukan karakter anak dikemudian hari.



0 comments:

Post a Comment