Diantara metoda pendidikan kepada anak untuk menanamkan sifat yang baik adalah dengan menceritakan orang-orang atau generasi terdahulu yang shalih kepada mereka. Kisah nyata dan tidak dibuat-buat. Sebuah kisah yang dapat kita ambil pelajaran darinya.

Kali ini saya mendokumentasikan kisah nyata dari Syaikh Muhammad Mukhtar asy-Syinqithi.

kisah nyata anak yang menuntut ilmu yang didoakan ayahnya


Begini kisahnya, kisah doa ayah kepada anaknya:


Terdapat seorang yang lemah, dan dalam keadaan yang sempit. Ia pergi mencari nafkah untuk ayahnya. Setiap kali ia meletakkan uang dihadapan ayahnya, maka ayahnya selalu berdoa kepada Allah:

“Ya Allah, berikan rezeki Al-Quran kepada anakku, dan jadikanlah ia sebagai ahli Al-Quran”

Demikianlah hingga berlangsung dua puluh tahun, ia sibuk dengan pekerjaannya. Hingga pada suatu hari , ketika ia pulang dari pekerjaannya, Allah berkehendak untuk mempertemukannya dengan seorang yang alim.

Orang alim itu adalah seorang tokoh yang pendapatnya menjadi pegangan orang-orang di negerinya. Orang alim itu bertanya kepada pemuda itu,”apa kegiatan mu sekarang?” Pemuda itu menjawab,”seperti yang Anda lihat saya berusaha mencari nafkah”

Ulama itu berkata,”bisakah Anda menyediakan waktu untuk saya sehari dalam sepekan?”

Pemuda itu menjawab,”ya, dengan senang hati”

Maka pemuda itu senantiasa pulang pergi kepada ulama itu untuk belajar. Tidak terasa, hingga tibalah hari dimana pemuda itu harus melakukan tanya jawab pada sebuah sidang untuk mempertahankan risalah doktoralnya dalam bidang tafsir Al-Quran.

Ketika dipanggil untuk melakukan tanya jawab, maka tiba-tiba ulama yang menjadi gurunya atau dosennya itu berdiri memuliakan pemuda itu karena keilmuannya, kemudian berkata kepada pemuda itu, “silakan wahai syaikh”.

Kemudia di khalayak ramai ulama tersebut berkata,”ilmu pengetahuannya tentang Kitabullah yang saya lihat dari pemuda ini membawa saya untuk menumpahkan rasa hormat kepadanya dan mendorongku untuk memuliakannya”

Ketika pemuda itu telah dipersilakan, maka ia pun duduk sambil bercucuran air mata. Maka sang ulama sekaligus dosennya berkata,”mengapa anda menangis, padahal kami hanya ingin memuliakan Anda?”

Pemuda itu menjawab, “Saya teringat doa ayah saya:

“Ya Allah berikan rezeki Al-Quran kepada anakku, dan jadikanlah ia sebagai ahli Al-Quran” “

Berkat hidayah taufiq Allah kemudian berkat doa ayahandanya, Allah Ta’ala telah menghantarkan pemuda ini meraih kedudukan yang mulia dan terhormat.

Sumber cerita:

Kisah kedelapan dari buku Kisah haru yang mengundang tangis
Pustaka Ibnu Umar.

Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah doa ayah untuk anak:


1. Senantiasa para ayah bunda selalu mendoakan kebaikan kepada anak-anaknya. Oleh karena doa orang-tua kepada anaknya itu di ijabah oleh Allah Ta’ala.

2. Allah meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Oleh karena itu kita harus semangat menuntut ilmu.

3. Kesabaran dan berbakti kepada orang-tua membuahkan hasil kebaikan baik di dunia maupun di akhirat.

0 comments:

Post a Comment